'Perubahan Radikal', Kim Jong-un desak militer Korut siaga perang secara total

id Kim Jong-un,perubahan radikal, desak militer Korut siaga perang secara total,perang total,kalteng,kalimantan tengah

'Perubahan Radikal', Kim Jong-un desak militer Korut siaga perang secara total

Arsip foto - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri Rapat Pleno ke-10 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat resmi Korea Utara, 2 Juli 2024. ANTARA/KCNA via REUTERS/pri.

​​​​​​​Istanbul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mendesak angkatan bersenjatanya untuk melakukan "perubahan radikal" dalam kesiapan menghadapi perang, demikian laporan kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Sabtu (17/5).

Dalam kunjungan ke latihan udara dari Skuadron Udara Pengawal Sayap Pertama pada Kamis lalu, Kim menyerukan kepada seluruh unit militer agar "melakukan perubahan besar dalam persiapan perang dengan selalu berada dalam kondisi siaga penuh."

Latihan tersebut melibatkan unit peluru kendali anti-udara, unit radar, unit peperangan elektronik, senjata baru berupa bom luncur presisi jarak jauh, serta simulasi serangan terhadap target sasaran.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam keputusan Amerika Serikat yang kembali menetapkan Pyongyang sebagai "negara yang tidak kooperatif" dalam upaya global memerangi terorisme.

Pernyataan itu disampaikan juru bicara kementerian dan dipublikasikan KCNA pada Sabtu (17/5).

AS pada Selasa (13/5) kembali mencantumkan Korea Utara dalam daftar negara yang tidak bekerja sama dalam pemberantasan terorisme, bersama Kuba, Iran, Suriah, dan Venezuela.

"Upaya sepihak dan penuh niat buruk seperti ini harus dikecam dan ditolak oleh komunitas internasional," ujar Kemenlu Korea Utara.

Mereka menilai langkah AS sebagai strategi untuk mencemarkan nama baik negara-negara berdaulat yang independen dan menjadikannya sasaran kecaman global.

Kemenlu Korea Utara juga menyebut kampanye “anti-terorisme” yang dipimpin AS "tidak lebih dari dalih untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain."

"Tak ada satu pun yang meminta AS memimpin upaya internasional melawan terorisme, dan tak ada pula yang memberinya wewenang untuk itu," tegas pernyataan tersebut, seraya menambahkan bahwa Pyongyang "menentang dengan tegas segala bentuk terorisme yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional."

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan


Pewarta :
Uploader : Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.