Sampit (ANTARA) - Dua jenazah yang ditemukan di perairan Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Jumat (10/10) dipastikan merupakan korban tenggelamnya tugboat di perairan Pegatan Kabupaten Katingan pada Selasa (7/10) lalu.
"Jenazah sudah dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit untuk visum dan mengetahui identitasnya," kata Direktur Polairud Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Dony Eka Putra melalui Kabagbinopsnal Kompol Masharsono di Sampit, Jumat.
Dua jenazah itu diketahui merupakan Pujianto yang ditemukan Jumat pagi dan Agus Sugianto (54) yang ditemukan pada Jumat sore.
Pujianto ditemukan sekitar 2,3 mil dari bibir pantai atau sekitar 28,65 mil dari lokasi kapal tenggelam. Sementara itu Agus ditemukan 28,54 NM ke arah barat laut, sekitar 447 meter dari lokasi ditemukannya jenazah Pujianto.
Masharsono menceritakan, sebuah kapal tugboat kayu tanpa muatan berangkat dari Sampit hendak menuju Banjarmasin Kalimantan Selatan pada Senin (6/10). Kapal tersebut diawaki Ode Zulfikar sebagai nakhoda, serta tiga kru yaitu Pujianto, Sugianto dan Cahyo.
Selasa (7/10) sekitar pukul 01.00 WIB, nakhoda kapal merasakan keanehan atau keganjilan pada kapal itu sehingga nakhoda memerintahkan juru mudi dan lainnya melakukan pengecekan di ruang mesin kapal.
Saat diperiksa, ternyata ruang mesin sudah dipenuhi air. Hal itu langsung dilaporkan ke nakhoda dan nakhoda memerintahkan menyedot air itu menggunakan mesin alkon namun ternyata tidak mampu.
Nakhoda kemudian memerintahkan mengubah haluan kapal ke arah Pegatan Kabupaten Katingan yang dinilai merupakan daratan terdekat. Sayangnya, belum sempat mencapai pantai, sekitar pukul 02.00 WIB di sekitar 3 mil laut muara Pegatan, tugboat tersebut tenggelam.
Baca juga: Legislator Kotim soroti video guru pelosok perbaiki jembatan darurat
Sebelum kapal tenggelam, nakhoda memerintahkan semua kru menggunakan alat keselamatan dan naik ke liferaft atau rakit darurat. Ada dua orang yang sudah naik ke liferaft, sedangkan dua orang lainnya tidak sempat naik. Diduga karena gelombang, akhirnya mereka semua terpisah.
"Yang berhasil ditemukan hanya satu orang yaitu nakhoda. Dia ditemukan dalam kondisi selamat oleh nelayan sekitar pukul 08.00 WIB, kemudian dibawa ke Pegatan dan dilaporkan ke Markas Unit Ditpolairud yang ada di Pegatan dan dibawa ke puskesmas untuk diberikan pengobatan," ujar Masharsono.
Keterangan yang didapat dari nakhoda kapal, kata dia, indikasinya kapal tersebut mengalami kebocoran sehingga air masuk dan menyebabkan kapal tenggelam.
"Nakhoda sedang dimintai keterangan lebih lanjut. Pencarian juga dilakukan oleh tim gabungan terhadap satu orang lainnya," demikian Masharsono.
Sementara itu Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit belum bisa memberikan keterangan lebih jauh. Hal itu lantaran tidak ada laporan kapal tersebut berangkat dari Sampit.
KSOP Sampit berkoordinasi dengan kepolisian terkait kejadian tersebut. KSOP juga mengambil langkah demi keselamatan yakni memberi tanda di lokasi tempat tenggelamnya kapal agar bangkai kapal tidak membahayakan kapal lain yang melintas.
"Perairan Pegatan itu memang masih masuk wilayah kerja KSOP Sampit. Kami juga membantu melakukan pencarian korban dan kami membantu SAR. Ada satu mobil diberangkatkan," kata Baharudin dari Humas KSOP Sampit.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam mengatakan, kedua jenazah yang ditemukan tersebut sudah dievakuasi ke kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit untuk divisum.
"Visum selesai pukul 19.30 WIB. TRC BPBD kembali ke Ujung pandaran untuk bekerja kembali. Mudah-mudahan korban dapat ditemukan. Kondisi pantai tenang, tetapi malam ini akan ada pasang dalam, sehingga memudahkan jenazah bisa merapat ke pinggir pantai," demikian Multazam.
Baca juga: Satu lagi jenazah ditemukan di perairan Ujung Pandaran
Baca juga: Nelayan Ujung Pandaran temukan jenazah mengapung
Baca juga: Diskominfo Kotim berkomitmen tingkatkan kualitas jaringan telekomunikasi
