Nanga Bulik (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah turut berpartisipasi dalam rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi dan evaluasi dukungan pemerintah daerah terhadap Program 3 Juta Rumah.
Asisten II Sekretariat Daerah Lamandau Meigo Basel bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti kegiatan ini melalui konferensi video dari Nanga Bulik, Selasa (4/11).
“Kenaikan harga emas menjadi faktor dominan penyumbang inflasi bulan ini. Tren kenaikannya masih cukup tinggi dan perlu menjadi perhatian,” kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Baca juga: Pemkab Lamandau perkuat komitmen menuju kota berkelanjutan
Dia menyampaikan tingkat inflasi nasional pada Oktober 2025 tercatat sebesar 2,86 persen (year on year), atau naik 0,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tito memaparkan, peningkatan harga emas perhiasan dipengaruhi kondisi global, termasuk menurunnya kepercayaan terhadap dolar Amerika Serikat yang mendorong banyak negara menyimpan cadangan dalam bentuk emas.
Baca juga: Pemkab Lamandau ikuti Rakordalev Triwulan III Kalimantan Tengah
Selain emas, inflasi juga disumbang kenaikan harga sejumlah komoditas pangan seperti cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), dan wortel (0,01 persen).
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, harga emas perhiasan menunjukkan tren kenaikan signifikan sepanjang Oktober 2025.
“Meskipun penyumbang inflasi antar daerah berbeda-beda, namun emas perhiasan menjadi faktor yang konsisten memberikan kontribusi di hampir seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
Hal itu disampaikan dalam pelaksanaan rakor yang diikuti seluruh pemerintah provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia.
Baca juga: Menuju Adipura, Pemkab Lamandau bahas tindaklanjut hasil penilaian
Baca juga: Bersiap menyongsong Lamandau Festival 2025
Baca juga: Bupati Lamandau: Perkuat peran pemuda dan tenaga pendidik dalam majukan daerah
