UMPR sosialisasi fenomena fomo running di Palangka Raya

id umpr,palangka raya,kalteng,kalimantan tengah

UMPR sosialisasi fenomena fomo running di Palangka Raya

UMPR sosialisasi fenomena fomo running di Palangka Raya. (ANTARA/HO-Humas UMPR)

Palangka Raya (ANTARA) - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) melaksanakan sosialisasi dan pendampingan masyarakat dalam fenomena Fear of Missing Out (FOMO) Running dan Jogging di Bundaran Besar, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Kegiatan ini melibatkan komunitas running, mahasiswa dan masyarakat umum yang rutin berolahraga di ruang publik tersebut," kata Ketua Tim, Fitriani SPd MAP di Palangka Raya, Rabu.

Dia menerangkan, sosialisasi ini dilatarbelakangi semakin maraknya fenomena FOMO dalam aktivitas olahraga, terutama running dan jogging yang tengah menjadi tren di media sosial dan perkotaan.

Meskipun dapat mendorong meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga, fenomena ini juga dapat menimbulkan tekanan sosial jika tidak disertai kesadaran kesehatan dan keseimbangan psikologis.

Fitriani, menjelaskan bahwa pemahaman mengenai FOMO penting agar masyarakat dapat berolahraga secara sehat dan tidak terjebak dalam tren semata.

“Fenomena FOMO dalam olahraga adalah hal yang nyata di masyarakat urban. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengedukasi bahwa motivasi berolahraga seharusnya berangkat dari kesadaran diri, bukan dari tekanan sosial. Kami berharap masyarakat bisa menikmati aktivitas lari dengan lebih sehat, seimbang, dan penuh kebahagiaan,” ungkap Fitriani.

Baca juga: Pelatihan cetak inovator herbal UMPR dorong kemandirian-inovasi obat tradisional

Dalam kegiatan ini, tim UMPR memberikan materi mengenai manfaat olahraga, bahaya perilaku FOMO, hingga strategi menjaga kesehatan psikologis dalam aktivitas sosial-olahraga.

Selain sosialisasi, peserta mendapatkan pendampingan langsung di lapangan, sesi diskusi interaktif, serta pembagian poster edukatif dan policy brief berisi rekomendasi pengelolaan ruang publik yang lebih sehat, tertib dan inklusif.

Melalui kegiatan ini, UMPR kembali menegaskan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat dalam peningkatan kualitas hidup, kesehatan, dan kesadaran sosial, selaras dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

Sementara itu, anggota tim sekaligus dosen FISIPOL UMPR, Rakhdinda Dwi Artha Qairi SPd MAP, menekankan pentingnya menjaga ruang publik agar tetap inklusif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Dia mengatakan, Bundaran Besar adalah ruang publik bersama, dan kami ingin memastikan bahwa aktivitas yang berlangsung di dalamnya tetap inklusif, aman, dan memberi dampak positif.

"Dengan memahami bahaya FOMO dan cara mengelolanya, masyarakat bisa tetap aktif tanpa kehilangan keseimbangan mental maupun sosial,” ujar Artha.

Baca juga: Dosen Pendidikan Biologi UMPR hadirkan inovasi perkuliahan ecospiritual

Baca juga: Fakultas Bisnis Informatika UMPR latih desain grafis bagi siswa SMA

Baca juga: UMPR-Galeri 24 Palangka Raya kolaborasi literasi keuangan mahasiswa


Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.