Sampit (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tidak sekadar memberikan bantuan peralatan, tetapi juga mendampingi warga dalam upaya meningkatkan produksi perikanan setempat.
"Dalam usaha budidaya ikan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan, mulai dari pengelolaan kualitas air, manajemen pakan, penggunaan bibit unggul, hingga kapasitas sumber daya pelaku usaha budidaya," kata Kepala Dinas Perikanan Kotawaringin Timur, Ahmad Sarwo Oboi melalui Jabatan Fungsional Pengelola Kesehatan Ikan Ahli Muda Fahrul Jainal Ilmi di Sampit, Jumat.
Potensi usaha perikanan di Kotawaringin Timur masih terbuka lebar. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, permintaan ikan untuk konsumsi oleh masyarakat di daerah ini juga terus meningkat.
Untuk itulah Dinas Perikanan terus mendorong masyarakat untuk menangkap peluang usaha ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dinas Perikanan pun menggelontorkan bantuan berupa peralatan, bibit hingga peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Seperti awal pekan tadi, upaya peningkatan produktivitas perikanan budidaya, di antaranya dilakukan melalui pendampingan dan pelatihan budidaya ikan kolam, teknik budidaya ikan sistem bioflok, serta penanganan penyakit ikan dan pengelolaan kualitas air dilaksanakan di Desa Karang Tunggal, Kecamatan Parenggean, Selasa (16/12).
Kegiatan tersebut merupakan media pembelajaran bagi kelompok pembudididaya ikan (pokdakan) untuk memahami cara budidaya ikan yang baik dan berkelanjutan.
Baca juga: BMKG Kotim minta nelayan waspadai gelombang tinggi
Evaluasi Dinas Perikanan berdasarkan laporan dari sejumlah kelompok pembudidaya ikan di Kotawaringin Timur, kendala utama yang masih sering dihadapi adalah pengelolaan kualitas air yang belum optimal. Kondisi tersebut berdampak langsung terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan dan hasil panen.
“Hasil pendataan kami menunjukkan masih banyak pembudidaya yang minim pengetahuan tentang teknologi bioflok, penanganan penyakit ikan, serta manajemen kualitas air,” ungkap Fahrul.
Pengembangan perikanan budidaya di wilayah Kalimantan juga dihadapkan pada tantangan alami, salah satunya karakteristik air yang cenderung asam. Kondisi ini menyebabkan pH atau tingkat keasaman air rendah dan berpotensi mengganggu pertumbuhan ikan jika tidak dikelola dengan baik.
Melalui kegiatan pendampingan ini, pembudidaya diberikan pemahaman teknis budidaya ikan di berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, terpal, hingga kolam semen. Selain itu, peserta juga dilatih menerapkan teknologi bioflok sebagai sistem budidaya yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan produktivitas.
“Kami juga fokus meningkatkan kemampuan pembudidaya dalam mendeteksi dan menangani penyakit ikan kan, serta memahami manajemen kualitas air secara tepat,” tambahnya.
Selain aspek teknis, kegiatan ini juga diarahkan untuk memperkuat kelembagaan kelompok pembudidaya ikan agar memiliki badan hukum, sehingga lebih mandiri dan mudah mengakses program pendukung pemerintah.
"Melalui pendampingan kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi ini, pembudidaya ikan di Kecamatan Parenggean dapat meningkatkan kompetensi, efisiensi usaha, serta mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya secara berkelanjutan," demikian Fahrul.
Baca juga: BBPOM intensifkan sidak pangan di Sampit jelang Nataru
Baca juga: Legislator Kotim sebut Satgas Anti Premanisme langkah nyata berantas pungli SPBU
Baca juga: Kadin: Sektor perkebunan dan pertambangan jadi kekuatan perekonomian Kotim
