London (ANTARA
News) - Andi Zaidan, dosen berusia 30 tahun dari Universitas Airlangga
berhasil meraih gelar doktor (PhD) bidang teknologi nano di University
of Chemical Technology and Metallurgy, Sofia Bulgaria, setelah
mempertahankan disertasinya pada, di Sofia, Rabu.
Disertasi dia berjudul Thin Chalcogenide Film for Optoelectronics
dan dipertahankan dalam sidang sekitar dua jam di hadapan lima guru
besar dari berbagai universitas terkemuka di Bulgaria yang secara
aklamasi dan suara bulat menyetujui promosi Zaidan.
Informasi
dari Kepala Fungsi Penerangan KBRI di Sofia, Dina Martina, menyatakan,
penelitian yang Zaidan sangat menarik, yaitu terkait media penyimpanan
data seperti flash drive yang memiliki fitur jauh lebih canggih
dengan kecepatan tulis/baca data 100 kali lebih cepat, bisa menyimpan
lebih banyak data dan yang paling menarik terbuat dari glass.
Menurut Zaidan, aplikasi menarik lain dari material ini adalah dapat digunakan sebagai photonic chips yang merupakan embrio dari internet generasi baru. Dengan photonic chips, internet yang digunakan di rumah, secara teori bisa ratusan kali lebih cepat.
"Dapat dibayangkan apa yang dapat kita lakukan jika memiliki internet murah berkecepatan 100 Mb perdetik," kata Zaidan.
Penelitian Zaidan selama tiga tahun di bawah program beasiswa Erasmus
Mundus di University of Chemical Technology and Metallurgy Sofia.
Riset yang dilakukan juga untuk menemukan material baru yang dapat
diaplikasikan di bidang optoelektronika.
Menurut Zaidan, material ini dapat digunakan untuk mengembangkan
teknologi di bidang militer, industri, otomotif, medis, lingkungan dan
telekomunikasi.
Pada tahun 2006 hingga 2010, Zaidan yang merupakan pengajar di
Departemen Fisika Universitas Airlangga, pernah melakukan penelitian di
laboratorium photon bersama Febdian Rusydi yang saat ini tengah
menempuh gelar doktor di universitas Osaka Jepang.
Di laboratorium photon tersebut Zaidan bersama timnya aktif melakukan
riset di bidang teknologi nano untuk aplikasi medis yang bertujuan
membuat pengobatan murah untuk kanker.
Zaidan bersama tim ketika itu mengembangkan partikel nano yang memiliki
sensor pintar pelacak sel kanker dan kemudian "membakarnya". Biaya
pembuatan partikel nano ini sangat murah, sehingga diharapkan akan
menjadi salah satu alternatif pengobatan baru kanker yang murah dan
efektif di kemudian hari.
Zaidan orang Indonesia pertama yang meraih gelar PhD di bidang
teknologi nano di Bulgaria. Bulgaria terkenal kuat di bidang
matematik dan sains dan merupakan salah satu tempat belajar yang cukup
bagus bagi mahasiswa Indonesia yang berminat melanjutkan studinya.
Selain
biaya sekolah dan biaya sehari-hari di Bulgaria cukup murah
dibandingkan di negara-negara Eropa lainnya, universitas-universitas di
Bulgaria telah diakui oleh Uni Eropa.
(zg)
Dosen Universitas Airlangga Raih PhD Teknologi Nano Di Bulgaria
... bayangkan apa yang dapat kita lakukan jika memiliki internet murah berkecepatan 100 Mb perdetik... "