Sampit (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar lokakarya 7 festival panen hasil belajar program guru penggerak angkatan 10 sebagai puncak pendidikan bagi para calon guru penggerak (CGP) sebelum kelulusan.
“Atas nama pemerintah daerah kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan guru penggerak, khususnya pada lokakarya 7 hari ini,” kata Pjs Bupati Kotim Shalahuddin yang diwakili Sekretaris Disdik Yolanda Lolita di Sampit, Sabtu.
Yolanda menyampaikan, pemerintah daerah menyambut baik dilaksanakannya program guru penggerak yang menjadi program pendidikan kepemimpinan bagi guru agar dapat memimpin pembelajaran hingga memimpin satuan pendidikan atau kepala sekolah.
Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nomor 40 Tahun 2021, bahwa salah satu syarat menjadi kepala sekolah adalah memiliki sertifikasi guru penggerak.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Balai Guru Penggerak (BGP) Kalteng sebagai perwakilan Kemendikbud Ristek di daerah yang selama ini sudah maksimal memberikan pelayanan dan informasi berkaitan kegiatan guru penggerak.
Ucapan yang sama disampaikan untuk Disdik Kotim selaku leading sector dalam pengelolaan pendidikan dan kepada seluruh kepala sekolah, komite pembelajaran dan pengawas sekolah yang telah mendukung dan berkontribusi dalam program ini.
“Kami berharap melalui lokakarya 7 ini akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dunia pendidikan, khususnya di Kotim,” pungkasnya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan OPD selesaikan program tepat waktu
Sementara itu, Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda BGP Kalteng Ardian Mustika Fajar menjelaskan, lokakarya 7 merupakan tahapan akhir dari enam bulan pendidikan guru penggerak yang berisi tentang panen hasil belajar.
Adapun, yang dimaksud panen hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk menampilkan hal-hal apa saja yang sudah dilaksanakan atau dihasilkan selama mengikuti program guru penggerak.
“Jadi perubahan apa saja yang dihasilkan para guru selama mengikuti pendidikan guru penggerak, sebelum dan sesudahnya ditampilkan di acara ini dalam bentuk kelompok,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatannya hasil yang dicapai CGP Kotim, khususnya pada angkatan 10 sudah cukup bagus. Setelah dilaksanakan lokakarya 7 tahap berikutnya adalah pengumuman kelulusan yang dijadwalkan pada November 2024 dan kemudian pada CGP angkatan 10 resmi menjadi guru penggerak.
Ia berharap setelah resmi menjadi guru penggerak, para CGP kedepannya dapat menciptakan ekosistem belajar yang berpusat kepada siswa sehingga siswa lebih semangat dalam belajar.
“Ekosistem pembelajaran yang berpusat pada siswa itu memang sesuai program pendidikan guru penggerak dan program merdeka belajar, sehingga kami berharap apabila mereka lulus nanti bisa menciptakan ekosistem yang seperti itu,” tandasnya.
Di sisi lain, Ketua Panitia Acara sekaligus Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kotim Edie Sucipto menyebutkan, jumlah CGP yang mengikuti lokakarya 7 festival panen hasil belajar program guru penggerak angkatan 10 berjumlah 33 guru.
“Jika ditambah dengan guru penggerak yang ada saat ini maka total guru penggerak di Kotim sudah 201 guru. Jumlah ini terbilang kecil dibanding total guru di Kotim yang mencapai 3.000 orang lebih,” ujarnya.
Ia menambahkan, program guru penggerak pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesionalisme.
Dengan kompetensi guru yang baik tentunya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Kotim. Oleh karena itu, Disdik Kotim terus mendorong para guru untuk mengikuti program guru penggerak.
Baca juga: KPU Kotim terima 320.028 surat suara untuk pemilihan bupati 2024
Baca juga: Pemuda Kotim antusias ikuti Ikrar Bersama Anak Bangsa
Baca juga: Karantina dan BKSDA Sampit gagalkan penyelundupan 54 burung ke luar pulau