Sleman (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, membantah menyebarkan daftar pertanyaan (questioner) kesehatan bergambar vulgar untuk siswa baru di sejumlah sekolah lanjutan.
Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nurani, Jumat, mengatakan
bahwa pihaknya menyayangkan munculnya pemberitaan terkait questioner kesehatan siswa baru di salah satu media online.
"Questioner
yang dibagikan pada pelajar SMP dan SMA di Sleman ini dianggap vulgar
oleh sebagian masyarakat karena masyarakat tidak melihat secara utuh
konteks questioner itu," katanya.
Menurut dia, pengisian questioner sifatnya rahasia dan
mencakup lima aspek, yakni keadaan kesehatan umum, termasuk gaya hidup
siswa, kesehatan intelegensia, kesehatan mental remaja, kesehatan
reproduksi, dan bahan edukasi serta konseling.
"Namun, yang muncul di pemberitaan hanya bagian kesehatan reproduksi saja," katanya.
Ia mengatakan bahwa questioner tersebut diambil dari buku
Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Anak Ditjen Bina Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan RI 2010.
"Bukan buku pelajaran bagi siswa, melainkan merupakan panduan
petugas puskesmas yang akan melakukan tes penjaringan kesehatan. Siswa
sendiri hanya mendapatkan questioner-nya saja," katanya.
Mafilindati tidak membantah jika dalam questioner yang menyangkut kesehatan reproduksi, memang ada pertanyaan terkait dengan perkembangan alat kelamin sekunder.
"Namun, ini sifatnya untuk consulting dan sangat rahasia. Misalnya, mengenai menstruasi, pertumbuhan payudara, pubic, dan testis," katanya.
Pada bagian pertanyaan itu, kata dia, siswa diminta untuk memilih salah satu dari enam jawaban bergambar siluet (silhouette).
"Jadi, ada `multiple choice` dengan enam pilihan jawaban," katanya.
Jawaban dari questioner tersebut, menurut dia, bersifat rahasia dan datanya tidak akan disebarkan. Data dari questioner untuk keperluan pengembangan layanan kesehatan.
Oleh karena itu, dia menjadi heran karena ada yang mempermasalahkan. Pada tahun sebelumnya sudah dilakukan uji coba atas questioner tersebut.
Pada tahun 2011, uji coba dilakukan di Gunungkidul dan Kota
Yogyakarta, setahun kemudian, 2012, uji coba dilakukan di Sleman.
"Sebanyak 231 sekolah akan dibagikan questioner ini,
meliputi 122 SMP dan 109 SMA. Tidak semua siswa kelas satu. Satu
Puskesmas mengambil contoh sekolah tertentu. Satu sekolah ini kami hanya
mengembil satu kelas saja," katanya.
Kepala Bidang Kurikulum dan Kesiswaan Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sleman Sri Wantini mengatakan bahwa program tersebut
sudah baik.
"Bahkan, ada respons dari beberapa sekolah yang ingin questioner
ini tidak hanya untuk satu kelas, tetapi untuk semua siswa baru.
Tujuannya baik. Kami selama ini ikut mengontrol dan bekerja sama. Hingga
kini, kami juga belum mendapatkan wali murid yang protes dengan
kuesioner ini," katanya.
Berita Terkait
Gol Jonathan bawa PSS Sleman kalahkan Rans
Sabtu, 9 Desember 2023 6:50 Wib
Laga PSIS kontra PSS diwarnai kericuhan penonton
Minggu, 3 Desember 2023 19:23 Wib
PSS Sleman akhiri puasa kemenangan usai kalahkan Barito Putera
Minggu, 26 November 2023 19:23 Wib
Persik Kediri incar hasil maksimal di kandang lawan PSS Sleman
Kamis, 19 Oktober 2023 20:22 Wib
Pelatih PSS Sleman : Arema tak cocok di zona degradasi
Jumat, 29 September 2023 16:12 Wib
Bawaslu awasi bantuan pemerintah untuk mendompleng kepentingan kampanye
Rabu, 27 September 2023 19:38 Wib
SPBU di Sleman dirusak belasan orang tidak dikenal
Jumat, 8 September 2023 17:39 Wib
Gelandang anyar dapat kesan positif usai latihan bersama PSS Sleman
Selasa, 23 Mei 2023 16:19 Wib