Yerusalem (ANTARA News) - Menteri Keuangan Yair Lapid pada Selasa
memperingatkan bahwa Israel mengikis dukungan antarbangsa sesudah
Washington ikut mengutuk perampasan terbesar tanah Palestina oleh negara
Yahudi itu sejak 1980.
Lapid mengeluh bahwa kabinet tidak diajak bicara tentang pengumuman
pada Minggu tentang perampasan atas 400 hektar lahan di wilayah jajahan
Tepi Barat untuk membuka jalan bagi pembangunan permukiman lanjut.
"Pengumuman itu, yang tidak dibawa ke kabinet, mengenai 400 hektar
lahan untuk bangunan di Gush Etzion (antara Yerusalem dengan Hebron)
merugikan negara Israel," kata Lapid dalam pertemuan ekonomi di Tel
Aviv.
"Mempertahankan dukungan dunia sudah menantang. Jadi, mengapa begitu
mendesak menciptakan kemelut lain dengan Amerika Serikat dan dunia?"
katanya mempertanyakan.
Lapid, tokoh moderat dalam pemerintahan gabungan, menyinggung
kecaman meluas dunia atas angka tinggi kematian warga Palestina dalam
perang 50 hari Israel di Gaza.
Menteri Kehakiman Tzipi Livni, anggota moderat lain di kabinet, yang
menjabat kepala perunding dalam pembicaraan gagal ditengahi Amerika
Serikat dengan Palestina, sudah mengutuk perampasan lahan itu.
"Itu melemahkan Israel dan mengancam keamanannya," katanya pada Senin.
Tapi, Menteri Ekonomi Naftali Bennett, yang sayap kanan partai
kanan-kerasnya Rumah Yahudi menarik banyak dukungan dari lobi pemukim,
membela langkah itu, dengan menyebutnya pembalasan atas pembunuhan tiga
remaja Israel di Tepi Barat.
"Dunia sudah 120 tahun menentang pembangunan kami dan kami akan
terus melakukannya," katanya, menyamakan pembangunan permukiman di Tepi
Barat dengan pembangunan yang sekarang dinamakan Israel pada tahun
sebelum "penciptaannya" pada 1948.
Masyarakat dunia menganggap semua permukiman Yahudi di wilayah
dudukan Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur caplokan, tidak sah dan
pengumuman pada Minggu oleh tentara memicu kutukan keras Amerika Serikat
dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Pengumuman itu, seperti setiap pengumuman pemukiman lain buatan
Israel, perencanaan dan lelang pembangunan, tidak bagus bagi tujuan
Israel merundingkan penyelesaian dua negara dengan Palestina," kata
pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
"Kami mendesak pemerintah Israel mengubah keputusan itu," katanya.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon khawatir akan rencana Israel, kata juru bicaranya.
"Perampasan atas wilayah luas tanah itu membuka jalan bagi pemukiman
lebih lanjut, yang -seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa tegaskan di
banyak kesempatan- tidak sah berdasarkan atas hukum antarbangsa dan
betul-betul bertentangan dalam mengupayakan penyelesaian dua-negara,"
kata juru bicara tersebut kepada AFP.
(B002)
Menkeu Yahudi Sebut Perampasan Tanah Kikis Dukungan Bagi Israel
![Menkeu Yahudi Sebut Perampasan Tanah Kikis Dukungan Bagi Israel](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2014/09/201409032014082746.jpg)
Asap membubung saat serangan Israel di Gaza, Selasa (26/8). (ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Zakot/ox/14.) Istimewa