Jakarta (Antara Kalteng) - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof Syaiful Bakhri berharap dalam situasi seperti saat ini hendaknya rencana aksi umat Islam jilid-3 tidak terjadi, demikian juga dengan aksi pengerahan massa lainnya.
"Kita khawatir aksi-aksi itu akan membuat gejolak, bahkan bukan tidak mungkin bentrokan sosial yang akan membuat ancaman ketertiban nasional semakin besar karena memberi peluang pihak ketiga untuk memanfaatkan situasi dan kondisi ini," kata Prof Syaiful di Jakarta, Kamis.
Menurut Ketua Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, pelaku terorisme selalu memanfaatkan kondisi kacau negara dengan membuat teror dan tujuannya agar masyarakat makin ketakutan.
Prof Syaiful Bakhri yang juga Sekretaris Umum Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) se-Indonesia itu berpendapat, meski tidak secara langsung kasus teror bom molotov di Gereje Oikuneme Samarinda memiliki benang merah dengan aksi massa di Jakarta pada 4 November 2016.
Dua peristiwa itu tidak lepas dari peran kelompok-kelompok yang ingin merusak kebinekaan dan persatuan NKRI dengan memanfaatkan 'kegaduhan' ibu kota yang dipicu kasus penistaan agama oleh salah satu calon Gubernur DKI Jakarta.
"Kekacauan yang terjadi kemarin ini mencuri start dari polemik di ibu kota. Kalau ini berkepanjangan dan makin meluas, tentu akan memicu potensi terorisme lebih besar," kata Syaiful.
Untuk meredam kemungkinan terjadinya gejolak, Syaiful mengusulkan kepada pemerintah untuk bisa menunda pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.
Menurutnya, langkah itu adalah bagian antisipasi dari kemungkinan ancaman disintegrasi bangsa lebih besar, sebagai dampak dari kasus penistaan agama dalam Pilkada DKI Jakarta.
Menurut dia, proses hukum terhadap calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpotensi menimbulkan kekisruhan politik. Dengan kondisi politik yang terus berkembang, sementara komunikasi terganggu, Syaiful memperkirakan kemungkinan terjadi kerusuhan cukup besar.
Di sisi lain, anggota kelompok ahli BNPT ini mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyuarakan kedamaian di masyarakat.