Hal ini berdasarkan temuan para peneliti dari University of Houston and Rice University, yang mengevaluasi tingkat kesepian 213 orang beserta pertemanan mereka.
Peneliti lalu membuat para partisipan itu terjangkit flu dan mengarantina mereka dalam sebuah hotel selama lima hari.
Hasilnya, sekalipun semua partisipan berpeluang yang sama mengalami sakit, namun mereka yang merasa kesepian, justru merasakan sakit yang lebih parah ketimbang orang-orang yang tak merasa kesepian.
Temuan ini sekaligus menjukkan bahwa luas atau tidaknya jaringan pertemanan tak berarti Anda harus mengisolasi diri, atau merasa kesepian.
"Rasanya seperti kesepian padahal Anda berada di ruangan yang dipenuhi orang. Tak peduli berapa banyak teman Anda, jika mereka merasa hubungannya dengan Anda tak bermakna, maka tak akan ada pengaruhnya," ujar penulis tudi Angie LeRoy, kandidat PhD di University of Houston dan Rice University.
Kesepian telah lama dikenal sebagai faktor risiko yang bisa memperburuk kesehatan. Penelitian menujukkan orang yang kesepian berisiko 26 persen lebih tinggi menghadapi kematian dini daripada orang yang tak merasa kesepian.
Studi terbaru ini juga menambah bukti bahwa kesepian juga mempengaruhi seseorang mengalami penyakit dalam jangka pendek.
"Hal sederhana seperti kesepian bisa berefek pada kesehatan Anda," kata LeRoy seperti dilansir Time.com.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa