Ekspor Januari-Juli Kalteng Naik 113 Persen

id BPS Kalteng, Hanif Yahya, ekspor Kalteng

Ekspor Januari-Juli Kalteng Naik 113 Persen

Kepala BPS Kalteng, Hanif Yahya (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Kalimantan Tengah dari Januari hingga Juli 2017 mengalami kenaikan sebesar 603,38 juta dolar AS atau 113 persen dibandingkan pencapaian pada bulan yang sama di tahun 2016.

Kenaikan itu terlihat dari total ekspor Januari-Juli 2017 mencapai 1.136,93 juta dolar AS sedangkan di tahun 2016 hanya sebesar 533,55 juta dolar AS, kata Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya di Palangka Raya, Jumat.
"Kondisinya tetap sama, walau nilai ekspor di tahun 2017 ini tinggi, namun 326,00 juta dolar AS atau 28,67 persen melalui Kalteng, sementara 810,93 juta dolar AS atau 71,33 persen lainnya dari Provinsi lain," ucapnya.

Selama Januari hingga Juli 2017, kelompok bahan bakar mineral mendominasi pangsa ekspor Kalteng yang jumlahnya mencapai 667,44 juta dolar AS atau 58,71 persen, disusul lemak dan minyak hewani/nabati senilai 237,03 juta dolar AS atau 20,85 persen.

Kemudian, lanjut Hanif, kelompok karet dan barang dari karet menyumbang ekspor Kalteng sebesar 123,13 juta dolar AS atau 10,83 persen, serta kayu dan barang dari kayu senilai 70,98 juta dolar AS atau 6,24 persen.

"Untuk nilai ekspor pada kelompok komoditas lainnya senilai 38,34 juta atau sebesar 3,37 persen. Itu perkembangan dan kelompok penyumbang ekspor di Kalteng selama Januari-Juli 2017," bebernya.

Sementara untuk ekspor Kalteng khusus di bulan Juli 2017 sebesar 140,55 juta dolar AS atau mengalami kenaikan 14,23 juta dolar AS atau 11,26 persen dibandingkan Juli 2017 yang sebesar US$126,32 juta dolar AS.

Kepala BPS Kalteng ini mengatakan, ekspor melalui Kalteng senilai 49,68 juta dolar AS dan provinsi lain senilai 90,87 juta dolar AS.

"Kalau kelompok penyumbang tertinggi itu bahan bakar mineral 54,33 persen, lemak dan nabati 25,02 persen, kayu dan barang dari kayu 8,54 persen, serta karet dan barang dari karet 7,55 persen," demikian Hanif.