Sampit (Antara Kalteng) - Belasan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dikategorikan rawan gangguan saat pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak pada Sabtu (21/10), sehingga harus diantisipasi.
"Desa rawan gangguan antara 10 hingga 12 desa. Itu indikasi tapi saya tegaskan, jangan lengah dengan desa yang adem ayem karena yang rawan itu saat pelaksanaan dan sesudahnya dan bisa muncul berbagai protes dari yang kalah," kata Plt Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Halikinnor usai memimpin rapat koordinasi di Sampit, Rabu.
Rapat koordinasi dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan persiapan, serta mengantisipasi sejak dini potensi masalah. Tujuannya supaya masalah bisa dicegah dengan menjalankan peran seluruh komponen terkait.
Saat ini distribusi logistik sedang berlangsung dari kecamatan ke desa-desa yang menggelar pemilihan kepala desa. Desa-desa terjauh dan medannya sulit dilalui, menjadi prioritas distribusi logistik pemilihan kepala desa.
Pemerintah kecamatan, kelurahan dan desa, diminta lebih intensif melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondisi daerah agar tetap kondusif. Jika memang dibutuhkan, disilakan meminta tambahan pengamanan dari Polri dan TNI.
Pemilihan kepala desa serentak awalnya akan dilaksanakan di 81 desa yang tersebar di 16 kecamatan, namun kini berkurang menjadi 77 desa. Desa yang terakhir menunda pemilihan kepala desa adalah Desa Tanjung Jorong Kecamatan Tualan Hulu dengan alasan tidak sempat mengalokasikan anggaran dalam anggaran dan pendapatan belanja desa.
"Untuk desa yang terpaksa menunda pilkadesnya, tahun depan harus benar-benar disiapkan. Anggarannya juga harus dialokasikan pada 2018 nanti. Kita berdoa mudahan pilkades serentak ini aman dan lancar," harap Halikinnor.
Kepala Satuan Intelijen Polres Kotawaringin Timur, AKP I Kadek Dwi Yoga mengakui, ada beberapa desa yang dinilai rawan muncul masalah. Desa-desa itu terdapat di beberapa kecamatan yakni Cempaga, Pulau Hanaut, Seranau, Mentawa Baru Ketapang, Teluk Sampit, Kotabesi, Parenggean, Mentaya Hulu dan Antang Kalang.
"Potensi masalah itu umumnya terkait daftar pemilih tetap, dugaan politik uang, isu suku, riwayat kriminalitas calon, persyaratan serta calon yang tidak lolos. Kami sudah ke lokasi menemui para calon dan tokoh masyarakat untuk mengajak sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Kadek.
Kadek mengimbau panitia pengawas dan panitia pemilihan kepala desa untuk mengawasi pelaksanaan agar tidak muncul masalah. Masa tenang harus dimanfaatkan untuk mengimbau masyarakat agar siap menang dan siap kalah.
Pemilihan kepala desa harus dijadikan momen memilih kepala desa berkualitas dengan cara yang benar. Harapannya, pemimpin desa itu dapat membawa desa lebih maju dan masyarakatnya makin sejahtera.
Berita Terkait
Pemuda Kotim gelar parade di Sampit, serukan pentingnya peduli lingkungan
Minggu, 19 Mei 2024 15:34 Wib
Legislator yakin pabrik pengolahan limbah medis di Sampit bermanfaat luas
Minggu, 19 Mei 2024 15:15 Wib
Pemkab Kotim lunasi pembayaran dana hibah Pilkada 2024
Sabtu, 18 Mei 2024 22:22 Wib
15 sekolah di Kotim jalani penilaian CSA 2024
Sabtu, 18 Mei 2024 20:58 Wib
Disdik bangga LKP di Kotim satu-satunya penerima bantuan Kemendikbudristek
Sabtu, 18 Mei 2024 19:51 Wib
Sekda Kotim dampingi keberangkatan jamaah calon haji hingga ke embarkasi
Sabtu, 18 Mei 2024 18:54 Wib
SMPN 4 Sampit fasilitasi penyaluran minat dan bakat siswa
Sabtu, 18 Mei 2024 5:20 Wib
Bupati Kotim minta jamaah calon haji doakan kemajuan daerah
Jumat, 17 Mei 2024 20:30 Wib