Ternyata! Masih Sedikit ASN Kotim yang Beli Beras Lokal

id beras lokal, asn kotim, sampit, petani muda, Masih Sedikit ASN Kotim yang Beli Beras Lokal

Ternyata! Masih Sedikit ASN Kotim yang Beli Beras Lokal

Pemuda Tani Kotim memasarkan beras lokal kepada ASN untuk membantu petani setempat, Senin (23/10/17). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Aparatur sipil negara di lingkup Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, masih sedikit yang mau membeli beras lokal untuk membantu peningkatan ekonomi petani setempat.

"Hari ini kami mulai menyalurkan beras pesanan ASN. Kami sangat berterima kasih atas kepedulian para ASN karena ini wujud nyata dalam membantu mengangkat kesejahteraan petani lokal. Tapi masih sedikit yang memesan," kata Ketua Pemuda Tani Kotawaringin Timur, Abdur Rasid di Sampit, Senin.

Pemuda Tani Kotawaringin Timur kembali menyalurkan beras lokal hasil produksi petani di Kotawaringin Timur, khususnya dari kawasan Selatan. Sebelumnya langkah ini sempat terhenti karena terkendala permodalan.

Beras lokal yang dipasarkan Pemuda Tani adalah jenis siam epang yang diberi merek Jelawat. Saat ini petani juga sedang mengembangkan padi jenis batang gadis yang jika dimasak menghasilkan nasi pulen seperti beras yang didatangkan dari Pulau Jawa.

Rasid berharap makin banyak ASN dan masyarakat yang membantu membeli beras lokal. Tujuannya agar petani makin bisa lebih sejahtera karena mendapatkan penghasilan yang lumayan.

Pemuda Tani membeli gabah dari petani lokal dengan harga yang menguntungkan petani yakni Rp5000 per kilogram. Selanjutnya Pemuda Tani mengolah gabah menjadi beras dan membuatnya dalam kemasan yang bagus, kemudian dipasarkan kepada masyarakat dengan harga Rp Rp11.000 per kilogram atau per sak isi lima kilogram dengan harga Rp Rp55.000.

Diakuinya, saat ini pesanan beras Jelawat, khususnya dari kalangan ASN masih sedikit dibanding stok beras yang masih tersedia. Dia berharap serapan beras kali ini tidak sampai turun, justru diharapkan lebih meningkat dibanding sebelumnya.

"Selain dari ASN, kami juga berharap perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit membantu membeli dan menyerap beras dari petani lokal. Ini merupakan wujud nyata jika kita bersama-sama ingin membantu meningkatkan kesejahteraan petani kita," tambah Rasid.

Bupati H Supian Hadi meminta aparatur sipil negara setempat membantu petani dengan membeli beras lokal minimal lima kilogram setiap bulan.

"Saya membuat kebijakan dengan mengimbau ASN di seluruh satuan organisasi perangkat daerah Kotawaringin Timur untuk membeli beras lokal, per orang lima kilogram. Kita sama-sama membantu petani agar bisa sejahtera," kata Supian.

Supian menilai, tidak memberatkan bagi ASN jika hanya membeli lima kilogram beras lokal dengan harga Rp55.000 setiap bulannya. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi karena kualitas beras lokal juga sangat bagus, kebijakan itu merupakan langkah nyata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Tahun 2010 lalu Kotawaringin Timur kekurangan 36.000 ton beras sehingga pemerintah daerah gencar mendorong dan membantu petani meningkatkan produksi beras. Hasilnya, tahun 2015 lalu kabupaten ini sudah mampu surplus hampir 4.000 ton.

Tercapainya surplus beras menjadi kebanggaan bagi pemerintah daerah. Namun di satu sisi, melimpahnya cadangan membuat harga gabah turun. Perlu langkah nyata untuk membantu menyerap hasil panen petani lokal sehingga harga tetap stabil.