Petani Buah di Palingkau Butuh Pengairan Lahan

id DPRD Kalteng, Lodewik C Iban, Pengairan Lahan

Petani Buah di Palingkau Butuh Pengairan Lahan

Tim Reses Dapil V DPRD Kalteng dan ASN serta Polisi berfoto menunjukkan buah semangka hasil tanaman warga, Kapuas, kemarin. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kalangan petani buah di Kecamatan Palingkau Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah sangat memerlukan bantuan untuk menata pengairan agar tidak terjadi banjir saat musim hujan.

"Tanaman buah semangka di Kecamatan Palingkau sangat bagus, namun karena tingginya curah hujan mengakibatkan lahannya tergenang air sehingga panen raya terpaksa harus lebih dipercepat," kata anggota tim reses dapil V DPRD Kalteng, Lodewik C Iban di Palangka Raya, Jumat.

"Kita melihat langsung buah semangkanya besar-besar bahkan sampai 12 kg per buah. Tapi sayang terendam air karena aliran air di lahan tersebut tidak bagus. Ini perlu diperhatikan Pemerintah agar menjadi motivasi bagi masyarakat Kalteng lain," tambahnya.

Anggota Komisi B DPRD Kalteng ini mengaku baru pertama kali melihat di provinsi ini tanaman semangka menghasilkan buah yang sangat besar. Hal ini harus menjadi peluang bagi masyarakat di Kabupaten lain untuk mengikutinya.

Dia mengatakan informasinya buah semangka yang besar-besar dan banyak di jual di Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya berasal dari Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dan provinsi di Pulau Jawa.

"Memang ada beberapa petani yang pernah menanam semangka, tapi belum pernah buahnya sebesar di Kecamatan Palingkau. Ternyata tanah di Kalteng ini bisa ditanami buah semangka yang besarnya seperti di Pulau Jawa. Ini peluang yang sangat bermanfaat," ucapnya.

Selain memberikan peluang bagi masyarakat, Politisi Partai Nasdem ini menilai langkah petani di Kecamatan Palingkau akan berdampak pada murahnya harga buah. Sebab, pihaknya membeli buah semangka dari petaninya langsung hanya seharga Rp2.000 per kg, sedangkan di pasaran mencapai Rp6.000

Dia mengatakan apabila banyak petani buah di kalteng, tentunya akan semakin mengurangi ketergantungan dengan provinsi lain dan harganya lebih murah. Masyarakat di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini bisa lebih sering makan buah.

"Kalau pengakuan dari petani Semangka di Kecamatan Palingkau itu, mereka hanya memerlukan bantuan pengaturan aliran air agar lahannya tidak terrendam saat musim hujan, serta pupuk jika memang ada disediakan. Jadi tidak banyak juga bantuan yang dibutuhkan dari Pemerintah," demikian Lodewik.