Dubes RI: Iran Aman dan Terbuka untuk Berbisnis

id iran aman, Iran Aman dan Terbuka Berbisnis

Dubes RI: Iran Aman dan Terbuka untuk Berbisnis

Dubes RI untuk Iran Octavino Alimudin (kiri) didampingi pejabat Lembaga ICRO Iran Rahimi saat di Kedubes RI di Teheran, Jumat (19/1/18). (Foto Antara Kalteng/Zaenal Abidin)

Kondisi Iran dan ibu kota Teheran ini sangat aman. Anda bisa pergi kemana saja, atau melihat daerah yang sebelumnya jadi tempat kejadian demo,"
Teheran (Antaranews Kalteng) - Kondisi Iran setelah aksi reli demonstrasi beberapa hari pada akhir Desember 2017, saat ini sudah aman dan kehidupan masyarkat sudah berjalan normal kembali, sehingga untuk kegiatan internasional atau ekonomi bagi pebisnis dari Indonesia situasinya kondusif, kata Dubes Indonesia untuk Republik Islam Iran Octavino Alimudin, Sabtu.

"Kondisi Iran dan ibu kota Teheran ini sangat aman. Anda bisa pergi kemana saja, atau melihat daerah yang sebelumnya jadi tempat kejadian demo," katanya saat ditemui pers Indonesia yang berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Teheran.

Demonstrasi di berbagai kota di Iran sebenarnya dipicu kondisi kenaikan harga, khususnya BBM. Namun kemudian ada yang tidak suka pemerintah, dibalas lagi lebih banyak dengan demo yang pro pemerintah Iran.

Octavino juga mengungkapkan, dengan kondisi aman itu Pemerintah Iran pada Januari ini telah menyelenggarakan berbagai agenda internasional, seperti Konferensi Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam ke-13 (PUIC) di Teheran, yang dari Indonesia dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon, yang saat itu sebagai Pelaksana Tugas Ketua DPR didsampingi Ibu Nurhayati Ali Assegaf dan beberapa anggota DPR.

Di saat hampir bersamaan juga ada kegiatan dialog budaya Asia di Teheran yang diikuti lebih dari 70 cendekiawan dari kawasan Asia. Salah satu peserta dialog ini adalah Prof Dr Din Syamsuddin, Ketua Dewan Pertimbangan MUI dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.

Octaviano yang sebelmunya pernah bertugas di KBRI Budapest itu mengatakan, hubungan Indonesia dan Iran cukup erat, bahkan antar Menteri Luar Negeri biasa saling menelpon, yang biasanya didahului dengan pesan singkat antar keduanya.

Dalam berbicara masalah dunia, termasuk masalah Palestina, kedua Menlu bisa saling berkontak cukup intens. Bahkan terakhir bertemu di Istanbul Turki saat konferensi tingkat tinggi luar biasa Organisasi Kerjasama negara-negara Islam (OKI) Desember 2017.

Ia berharap, kondisi hubungan yang baik ini juga bisa dimanfaatkan para pebisnis kedua negera bisa meningkatkan kontak dagangnya.

Dalam hubungan bilateral dagang Indonesia-Iran, terus meningkat tajam, tercatat transaksi pada Oktober 2017 mencapai 537,7 juta dolar AS, naik 146 persen dibandingkan Oktober 2016 sebesar 221,3 juta dolar AS.

"Umumnya perdagangan kedua negara mengalami tren kenaikan dengan surplus di pihak Indonesia," kata Octaviano.