Pulang Pisau (Antaranews Kalteng) - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi ancaman bagi Kabupaten Pulang Pisau dalam setiap datangnya musim kemarau.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pulang Pisau, Wartony, Senin, mengatakan untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini Karhutla, DLH dan BPBD setempat mengirimkan petugas untuk mengikuti Training Of Trainer (TOT) FRS dan SIDIK.
"FRS dan SIDIK adalah suatu sistem yang dikembangkan oleh CCROM-SEAP IPB bersama-sama dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang digunakan untuk mengarustamakan aspek pencegahan atau deteksi dini dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan," kata Wartony.
Dikatakan Wartony, CCROM-SEAP IPB adalah Project GAMBUT-UNOPS bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Perubahan Iklim dari Institut Pertanian Bogor.
Sistem yang dibangun oleh Profesor Rizaldi Boer selaku pimpinan Lembaga penelitian CCROM-SEAP IPB bersama kawan-kawan tersebut, telah mengakomodir dan mengkalkulasi aspek-aspek pembangunan dalam Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK) yang dipadukan dengan kerentanan kebakaran hutan dan lahan dari Fire Risk System (FRS) sehingga menghasilkan data kerentanan wilayah sampai dengan tingkat desa.
Dalam TOT melalui sistem FRS dan SIDIK yang dilaksanakan 23-26 April 2018 di Bogor sebelumnya, terang Wartony, diharapkan pemerintah daerah melalui SOPD terkait dapat lebih tanggap dalam melakukan tindakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai program kegiatan yang tepat sasaran dan tepat lokasi berdasarkan pada hasil analisa atau kajian ilmiah dari FRS dan SIDIK.
Menurut Wartony, Project GAMBUT-UNOPS selaku pihak yang memfasilitasi kegiatan tersebut berharap kepada tiga provinsi dan kabupaten khususnya Pulang Pisau yang difasilitasi mengikuti kegiatan ini dapat mengaplikasikan dan mengintegrasikan sistem peringatan dini berbasis web.
Selanjutnya, dalam penyusunan program dan kegiatan karena kedepan sedikit banyak penentuan prioritas pembangunan akan merujuk pada kajian yang bersifat ilmiah khususnya yang terkait dengan Karhutla.
Project GAMBUT-UNOPS juga berharap kepada petugas yang telah mengikuti TOT dapat membagikan ilmunya kepada petugas terkait agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
Berita Terkait
Cegah flek hitam akibat matahari dengan produk pencerah kulit
Jumat, 3 Mei 2024 16:51 Wib
Cegah banjir, DPRD nilai penanganan drainase perlu kerja sama lintas sektor
Kamis, 2 Mei 2024 16:26 Wib
Pj Wali Kota ajak masyarakat Palangka Raya berpartisipasi cegah korupsi
Selasa, 30 April 2024 16:24 Wib
Cegah penyakit pancaroba, Dokter anjurkan anak pakai masker
Sabtu, 27 April 2024 19:07 Wib
Pemprov Kalteng laksanakan delapan langkah preventif dan edukatif berantas korupsi
Selasa, 23 April 2024 15:21 Wib
Mengenal pentingnya skrining rutin untuk cegah sifilis pada bayi baru lahir
Selasa, 23 April 2024 12:43 Wib
Inspektorat tingkatkan pengawasan PAD cegah potensi penyelewengan
Senin, 22 April 2024 19:38 Wib
Cegah pungli dengan bayar parkir secara digital
Minggu, 21 April 2024 17:47 Wib