AKP Fry Mayedi jabat Kasat Intel Polres Palangka Raya

id AKP Fry Mayedi, Iptu Wahab, Polres Palangka Raya

AKP Fry Mayedi jabat Kasat Intel Polres Palangka Raya

Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul Rein Krisman Siregar memimpin kegiatan serah terima jabatan Kasat Intel Polres setempat yang dilaksanakan di Aula Yusuf Suganda, Selasa (19/6/18). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Kepolisian Resor Palangka Raya, Kalimantan Tengah menggelar acara serah terima jabatan Kepala Satuan Intel Polres setempat yang dilaksanakan di aula Yusuf Suganda, Selasa.

"Iptu Wahab jabatan lama Kasat Intel Polres Palangka Raya kini dipercayakan menjabat sebagai Pejabat Sementara Panit 2 Subdit IV Dit Intelkam Polda Kalteng. Sedangkan jabatan Kasat Intel Polres setempat dijabat oleh AKP Fry Mayedi yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Lahei, Polres Barito Utara," kata Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar saat memimpin serah terima jabatan tersebut.

Dalam sambutannya ia mengatakan, selain memberikan ucapan selamat kepada pejabat lama yang mendapat jabatan baru, juga menekankan kepada pejabat baru untuk segera beradaptasi dengan dengan wilayah barunya. Sebab yang bersangkutan wajib mengetahui peta kerawanan wilayahnya dan selalu memonitor hal-hal yang bisa membuat keadaan bisa kacau segera terdeteksi dan teratasi sebelum terjadi.

"Untuk situasi saat ini masih kondusif, hanya saja kami tetap waspada dengan adanya hal-hal yang sifatnya bisa membuat gangguan kamtibmas. Apalagi sebentar lagi akan dilaksanakan pencoblosan calon wali kota dan wakil wali kota yang tidak lama lagi akan dilaksanakan, maka dari itu harus benar-benar di monitor keadaan kota kita," bebernya.

Jebolan Akpol tahun 1998 itu juga berharap untuk menjaga keamanan di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah tersebut tidak hanya anggota kepolisian setempat saja yang menjaganya. Tentunya masyarakat serta stakeholder lainnya, tokoh adat, tokoh agama serta toko masyarakat juga ikut andil dalam mensukseskan pilkada tahun 2018 tersebut.

"Karena kalau daerah kita kondusif, tentunya seluruh aktifitas masyarakat, perekonomian serta pembangunan tidak terhambat. Sebaliknya apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan akibat pemilihan kepala daerah tentunya bisa membuat rugi daerah dan masyarakat," tandasnya.