Gelombang 1,5 meter rawan karamkan kapal nelayan Kotim

id Gelombang 1,5 meter bisa karamkan kapal nelayan Kotim,Gelombang,Nelayan,BMKG,Nur Setiawan

Gelombang 1,5 meter rawan karamkan kapal nelayan Kotim

Kepala BMKG Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun H Asan Sampit mengimbau nelayan di perairan laut kawasan Kabupaten Kotawaringin Timur tidak memaksakan diri melaut karena saat ini gelombang sedang tinggi.

"Untuk kapal-kapal besar seperti kapal penumpang, masih cukup aman. Namun untuk kapal nelayan yang umumnya tidak terlalu besar, ini cukup membahayakan dan bisa menyebabkan kecelakaan," kata Kepala BMKG Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Kalimantan Tengah, Jumat.

Berdasarkan hasil analisa, dalam sepekan ini tinggi gelombang di perairan Kotawaringin Timur berkisar antara 0,5 hingga 1,5 meter. Tinggi gelombang tersebut sudah termasuk kategori berbahaya karena bisa membuat kapal nelayan terbalik atau karam.

Kondisi seperti ini memang menjadi dilema bagi nelayan karena mereka tidak mendapat penghasilan jika tidak melaut. Namun nelayan diharapkan selalu mengutamakan faktor keselamatan karena jauh lebih penting.

Kondisi saat ini cukup rawan karena nelayan di Kotawaringin Timur umumnya masih menggunakan kapal berukuran kecil. Karena itulah kapal mereka cukup rawan terbalik jika dihantam gelombang setinggi 1,5 meter.

"Jika memang ingin tetap melaut, cukup di laut dangkal atau pesisir. Jangan memaksakan diri ke tengah laut. Perhatikan juga kondisi cuaca. Kalau anginnya kencang, kami imbau nelayan tidak memaksakan diri melaut karena rawan kecelakaan," kata Nur Setiawan.

Konsentrasi nelayan di Kotawaringin Timur terbanyak berada di Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut dan Mentaya Hilir Selatan. Hasil produksi ikan dipasarkan ke Sampit dan wilayah lain di Kotawaringin Timur.

BMKG Stasiun H Asan Sampit secara rutin memberikan informasi perkembangan cuaca kepada pihak-pihak terkait. Di antaranya pemerintah daerah, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit, Bandara H Asan Sampit dan lainnya.

Nakhoda juga diimbau selalu memperhatikan prediksi cuaca ketika hendak berlayar. Jika diperkirakan akan terjadi cuaca buruk di laut, nakhoda diimbau menunda keberangkatan demi keselamatan.