Kebakaran lahan meningkat, Kotim minta helikopter pengebom air

id Kebakaran lahan meningkat, Kotim minta helikopter pengebom air,Karhutla,Water bombing,Helikopter,BPBD,Komandan Kodim,Sumarlin,Muhammad Yusuf,Rihel

Kebakaran lahan meningkat, Kotim minta helikopter pengebom air

Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Inf Sumarlin Marzuki bersama pejabat lainnya memberi keterangan pers usai apel di Posko Karhutla, Jumat (20/7/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng meminta pemerintah pusat menempatkan satu helikopter pengebom air di daerah itu untuk memudahkan pemadaman kebakaran lahan yang makin meningkat.

"Saat ini ada dua helikopter yang disiagakan di Palangka Raya dan Pangkalan Bun. Ada satu lagi yang akan datang. Kami berharap itu ditempatkan di Sampit," kata Komandan Kodim 1015/Sampit Letkol Inf Sumarlin Marzuki usai memimpin apel di Posko Karhutla di halaman Museum Kayu Sampit di Sampit, Jumat.

Kebakaran lahan di Kotawaringin Timur makin marak. Tidak hanya di kawasan dalam kota Sampit, kebakaran juga terjadi di kawasan luar kota yang lokasinya cukup sulit dijangkau.

Sumarlin yang juga Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotawaringin Timur itu, meminta segenap elemen bersama-sama menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang saat ini meningkat.

Semua, katanya, harus bekerja keras agar tidak terjadi kebakaran lahan dan kabut asap parah seperti pada 2015.

Selain lahan kosong, objek-objek strategis seperti bandara, harus menjadi prioritas. Pencegahan harus dioptimalkan agar aktivitas bandara tidak terganggu seperti halnya pada 2015.

"Sekeliling bandara harus benar-benar dijaga. Itu titik strategis. Walau cuma satu titik `hotspot` tapi kalau sampai ganggu penerbangan, itu sama saja ibarat 1.000 `hotspot`," katanya didampingi Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf mengatakan tim di lapangan mulai dihadapkan pada sulitnya sumber air.

Apalagi, katanya, kebakaran lahan mulai terjadi di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau, sehingga pemadaman hanya bisa dilakukan melalui udara.

"Kami meminta frekuensi `water bombing` ditingkatkan. Syukur-syukur satu helikopter direposisi ke Bandara H. Asan karena potensi kebakaran di daerah ini cenderung meningkat. Kalau di Pangkalan Bun atau Palangka Raya, cukup jauh bagi helikopter ke sini," kata dia.

Sejak Januari hingga saat ini sudah ada sekitar 30 hektare lahan yang terbakar. Lokasi yang terbakar merupakan lahan kosong di sejumlah kecamatan, khususnya di dalam Kota Sampit.

Yusuf mengaku mendapat informasi terjadi kebakaran dengan luasan antara 80 hingga 100 hektare di Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Namun, pihaknya masih akan mengecek ulang lokasi untuk memetakan posisi dan luas lahan yang terbakar.

Kebakaran di kawasan itu dikabarkan masih terjadi dan meluas. Pada Kamis (19/7), helikopter pengebom air melakukan lima kali pemadaman dan rencananya dilanjutkan Jumat ini.

"Kalau pemadaman tidak tuntas, api bisa membesar lagi karena lahan yang terbakar itu lahan gambut. Bahkan malah menimbulkan asap tebal. Makanya perlu berkali-kali pengeboman air," kata Yusuf.

Pelaksana Tugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur Rihel meminta Posko Penanggulangan Karhutla di kecamatan proaktif memadamkan api dan melaporkan kondisi ke posko di tingkat kabupaten. Dengan armada dan personel terbatas, langkah yang diambil harus tepat.

"Kemarin tiga lokasi kebakaran saja kita sudah pusing membagi regu. Makanya harus dilakukan langkah tepat," kata dia.

Penanggulangan kebakaran harus dilakukan secara terencana supaya tepat sasaran dan bisa memperhitungkan jenis armada dan personel sesuai kondisi lokasi kebakaran sehingga tidak sia-sia.

"Semua harus membantu agar kebakaran lahan tidak sampai meluas," katanya.