Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Cuaca malam di musim kemarau sering terasa panas. Tidak jarang kita menggunakan kipas angin, bahkan dalam keadaan tidur. Namun pakar mengingatkan jangan teralalu sering tidur menggunakan kipas angin.
Merk Reddick, pakar tidur dari Sleep Advisor, mengatakan sah-sah saja kipas angin digunakan untuk mengusir panas di dalam kamar. Namun penggunaan kipas angin saat tidur sering menyebabkan kambuhnya alergi, asma, hingga mata kering.
"Efeknya mungkin tidak ke semua orang. Ada yang tidur nyaman dengan kipas angin, namun ada juga malah terjaga dan sulit tidur karena asma dan alergi mereka kambuh," ujar Reddick, dikutip dari Daily Mail.
Baca juga: Ini cara agar tidur jadi nyeyak
Baca juga: Ini alasan mengapa suara hujan sebabkan kantuk
Apa hubungannya penggunaan kipas angin dengan alergi, asma, dan mata kering?
Reddick mengatakan kamar tidur merupakan pusat berkumpulnya debu dan pollen yang tidak terlihat.
Penggunaan kipas angin bisa menyebabkan debu dan pollen masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan reaksi alergi. Apalagi jika kamu adalah orang yang gampang mengalami kekambuhan alergi karena debu.
"Jika kamu memerhatikan kipas angin, debu-debunya berkumpul di kipasnya kan. Nah partikel-partikel itulah yang akan terbang ke arahmu begitu kipas dinyalakan," ujarnya lagi.
Lalu, apa solusi Reddick bagi orang yang tak ingin kegerahan saat malam namun tak memiliki AC di kamar? Reddick menyebut regulasi temperatur tubuh sangat penting. Orang bisa tidur nyenyak jika suhu tubuh berada di angka 16 hingga 18 derajat.
"Menghindari sengatan matahari langsung saat beraktivitas, cukup minum air dingin, dan menjaga sirkulasi udara di kamar tetap baik bisa menjadi cara tidur nyenyak tanpa kipas angin," tandasnya.
Baca juga: Susah tidur? Coba tulis hal ini
Baca juga: Ini dampak buruk kenakan bra saat tidur