Kenali perbedaan sakit perut maag dengan tipes

id Maag,tipes,gejala,sakit perut

Kenali perbedaan sakit perut maag dengan tipes

Ilustrasi (Foto: Wittyfeed)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Ketika seseorang mengalami sakit perut, perut kembung, mual, ulu hati terasa sakit atau panas, maka Anda mungkin berpikir kalau itu adalah maag. Dalam dunia medis, maag dapat disebut dengan gastritis, yaitu peradangan atau luka di lambung akibat berbagai hal. Biasanya, gangguan kesehatan ini disebabkan oleh naiknya asam lambung akibat pola makan yang kurang baik.

Sementara, sakit perut yang dirasakan ketika mengalami gejala tipes disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang bagian pencernaan. Jadi, ketika bakteri yang ada di dalam makanan atau minuman Anda masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut akan bertahan dan berkembang di dalam organ pencernaan selama kurang lebih tiga minggu. Setelah itu, bakteri akan menyebar melalui pembuluh darah dan semakin membuat sistem kekebalan tubuh melemah.

Meskipun sama-sama menimbulkan gejala nyeri dan kram perut, gejala tifus biasanya akan disertai dengan gejala lain, tak hanya gangguan pencernaan saja. 

Gejala tipes lainnya seperti:
- Sakit kepala
- Demam lebih dari 38 derajat Celcius
- Diare atau sembelit (sulit BAB)
- Nafsu makan menurun

Gejala tipes ini biasanya akan muncul setelah 1-2 minggu seseorang terinfeksi bakteri Salmonella. Ketika Anda mengalami hal tersebut, maka bisa jadi Anda terserang penyakit infeksi ini. Maka dari itu sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui keadaan tubuh Anda lebih lanjut.

Banyak orang yang tidak menyadari dirinya terserang penyakit infeksi ini. Padahal bila penyakit tipes tak ditangani dengan tepat dan segera, akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan lain yang lebih serius. Masalah kesehatan yang mengintai jika kondisi ini tak diatasi dengan cepat yaitu:

- Perdarahan di organ pencernaan
- Muntah dan BAB berdarah
- Sulit bernapas

Namun, jika penyakit infeksi ini dapat ditangani dengan cepat, pemulihannya tak membutuhkan waktu yang lama. Untuk pengobatan, dokter akan memberikan antibiotik agar bakteri tidak berkembang dan tumbuh kembali. Selain itu, dokter juga akan memberikan pengobatan untuk meringankan atau mengatasi gejala yang muncul, misalnya memberikan pasien oralit jika mengalami diare akut.