Sampit (Antaranews Kalteng) - Sedikitnya 80.000 warga Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah menjadi sasaran pencegahan penyakit filariasis atau kaki gajah dengan cara pemberian obat antifilariasis pada 2018 ini.
"Program ini memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, dengan menurunkan angka kecacatan dan kerugian ekonomi, yang disebabkan oleh penyakit tersebut,” ucap Sekretaris Daerah Gunung Mas, Yansiterson di Kuala Kurun, Kamis.
Pemerintah Kabupaten Gunung Mas melalui Dinas Kesehatan, menggelar pencanangan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis atau Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) tahun 2018. Program ini memang dilaksanakan setiap bulan Oktober.
Ini merupakan tahun ketiga pemberian obat filariasis di Kabupaten Gunung Mas. Pemberian obat kaki gajah sudah dilaksanakan sejak Oktober 2016 lalu dan terus dilakukan secara bertahap.
Program POPM filariasis atau Belkaga merupakan salah satu prioritas program pembangunan kesehatan 2015-2019. Pelaksanaannya memerlukan dukungan masyarakat, selain upaya dari pemerintah kabupaten, puskesmas, desa serta lintas sektor terkait, sehingga dapat tercapai sesuai sasaran dan waktu yang disepakati.
”Keberhasilan pelaksanaan POPM filariasis ini sangat ditentukan oleh dukungan semua pihak, termasuk seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Kabupaten Gunung Mas,” kata Yansiterson.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Mas, Maria Efianti mengatakan, program POPM Filariasis atau Belkaga ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan penyakit kaki gajah selama lima tahun kedepan. Program ini juga untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk minum obat filariasis secara massal, guna menghentikan penyebaran penyakit tersebut.
”Jadi ini pencanangannya saja yang di tingkat kabupaten, tetapi nanti pelaksanaannya secara massal akan dilakukan berjenjang, melalui puskesmas yang merupakan ujung tombak Dinas Kesehatan,” jelasnya.
Masyarakat bisa datang langsung ke puskesmas maupun petugas puskesmas akan langsung turun ke masyarakat dengan membuka pos kesehatan. Pemberian obat filariasis ini menyasar warga berusia 2 hingga 70 tahun.
”Obat filariasis kami berikan kepada masyarakat secara gratis. Kami menargetkan pada tahun 2018, ada 80.000 orang yang meminum obat tersebut,” tandasnya.
Maria membenarkan penyakit filariasis atau kaki gajah ada ditemukan di Gunung Mas, yaitu di Desa Buntoi, Kecamatan Miri Manasa. Untuk itulah dia mengimbau masyarakat meminum obat filariasis agar tidak menjadi korban penyakit yang dibawa melalui gigitan nyamuk tersebut.
”Kami mengharapkan semua masyarakat yang tidak ada kontraindikasi pun, diharapkan meminum obat ini sebagai upaya eliminasi kaki gajah tersebut,” demikian Maria Efianti.