Gunung Mas terapkan pengelolaan sampah sistem sanitary landfill

id Gunung Mas terapkan pengelolaan sampah sistem sanitary landfill,Kuala kurun,Sampah

Gunung Mas terapkan pengelolaan sampah sistem sanitary landfill

Tumpukan sampah di TPA kilometer 12 ruas jalan Kuala Kurun-Tewah, akan dikelola dengan menggunakan sistem sanitary landfill pada tahun 2019. (Foto istimewa)

Kuala Kurun (Antaranews Kalteng) – Pemerintah Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah, melalui Dinas Pekerjaan Umum akan menggunakan sistem 'sanitary landfill' dalam pengelolaan sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA).

Cara kerja sistem ini yakni dengan membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkan, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.

”Tahun ini kami akan menggunakan sistem sanitary landfill dalam pengelolaan sampah di TPA. Jadi, sampah yang menumpuk akan diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat berat, seperti buldoser dan ekskavator,” ucap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gunung Mas, Champili melalui Kepala Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum, Karya di Kuala Kurun, Selasa.

Setelah diratakan, lanjut dia, sampah tersebut akan kembali ditimbun dengan tanah secara berlapis-lapis, sehingga semakin padat. Untuk melaksanakan sistem tersebut, telah dianggarkan dana lebih dari Rp200 juta yang berasal dari APBD Kabupaten Gunung Mas tahun 2019.

”Jadi, anggaran tersebut kami gunakan untuk menyewa alat berat. Nantinya dalam satu tahun, akan dilakukan tiga sampai empat kali penimpunan sampah di areal TPA tersebut,” ujarnya.

Dia mengatakan, sistem ini dipilih karena murah dan tidak memerlukan investasi besar dalam bentuk peralatan, pengelolaan hanya memerlukan lahan yang luas dan jauh dari pemukiman, menampung berbagai jenis sampah, mampu menghasilkan energi listrik karena sampah akan mengeluarkan gas metana, serta mengurangi polusi udara.

”Alasan utama kami menggunakan sistem ini karena pengoperasiannya merupakan yang termurah dari berbagai opsi yang ada,” katanya.

Menurutnya, dengan menggunakan sistem ini, juga akan berdampak positif bagi masyarakat, yakni sampah tidak berserakan, tidak menimbulkan bau, tidak menjadi sumber penyakit, serta meninggikan tempat yang rendah di TPA, sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.

”Kalau untuk perencanaan sistem tersebut, sejauh ini tidak ada kendala, karena kami masih memiliki lahan yang cukup luas,” ujarnya.

Ia menambahkan, terkait jumlah armada pengangkut dan petugas persampahan, saat ini sudah cukup memadai. Armada yang ada berupa empat unit truk, sedangkan petugasnya sebanyak 42 orang. Hanya saja, khusus untuk armada memang perlu peremajaan dan perawatan.

”Pada tahun ini, kami juga akan melakukan pengadaan bak sampah dengan anggaran sebesar Rp200 juta. Bak sampah tersebut akan ditempatkan Kota Kuala Kurun, sedangkan untuk kecamatan masih belum,” demikian Karya.