Jakarta (Antaranews Kalteng) - Dalam dunia medis penderita kanker yang sudah menjalani terapi dan menurut hasil evaluasi tubuhnya sudah tidak lagi mengandung sel kanker disebut berada dalam masa remisi, yang maknanya berbeda dengan sembuh total menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr Ari Fahrial Syam.
"Apa yang dimaksud dengan remisi yakni pasien kanker tersebut sudah diterapi dan sudah dievaluasi bahwa pasien tersebut tidak mengandung sel kanker lagi di dalam tubuhnya atau kita sebut remisi. Pada masa remisi tersebut si pasien harus tetap kontrol secara teratur dan tetap menjaga tubuhnya agar selalu sehat. Istilah remisi berbeda dengan sembuh total," katanya di Jakarta, Jumat.
Secara psikologis, ia menjelaskan, istilah remisi menjadi pengingat bagi pasien untuk memeriksakan kondisi mereka secara teratur dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti dengan istirahat cukup, menghindari stres, menjaga makan, dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, yang mengandung anti-oksidan untuk menetralkan racun di dalam tubuh.
Baca juga: Benarkah pasien kanker berisiko kena herpes zoster?
Penderita kanker nasofaring misalnya, menurut dokter sebaiknya menghindari makanan yang asin serta rokok dan alkohol.
"Kontrol teratur juga tetap dilakukan karena pasien yang remisi dari suatu kanker berisiko untuk menderita kanker kembali," kata Ari.
Stadium Empat
Prof Ari menjelaskan pula bahwa saat kanker sudah mencapai Stadium Empat, perjalanan kanker sudah lanjut dan menyebar ke organ lain seperti paru, liver atau otak.
"Kanker Stadium Empat juga berhubungan dengan tingkat ketahanan yang rendah. Hitungan tingkat ketahanan berhubungan dengan bertahan hidupnya seseorang dengan penyakit kankernya," jelas dia.
Baca juga: Lemak yang bisa berkembang jadi kanker
Terapi bagi pasien yang kankernya sudah mencapai Stadium Empat biasanya bersifat paliatif supportif, antara lain untuk mengurangi nyeri akibat kanker, memperbaiki nafsu makan, mengurangi mual dan muntah. Terapi paliatif para prinsipnya ditujukan untuk mengurangi dampak kanker.
Pada praktiknya dokter tidak bisa menyebut berapa lama seorang bisa bertahan hidup dengan kanker yang dia derita, hanya bisa memperkirakan tingkat ketahanannya.
"Tetapi mengetahui angka survival rate juga bisa membuat pasien kanker lengah. Misal seseorang yang diketahui hanya menderita kanker stadium satu yang sudah diobati menjadi lengah karena merasa harapan hidupnya lebih baik dan meninggalkan gaya hidup sehat dan tidak kontrol," katanya.
Baca juga: Penyakit kanker yang banyak ditemui di Indonesia
Baca juga: Jenis kanker yang sering menyerang anak-anak
Berita Terkait
Nadalsyah 'Koyem' ajak masyarakat Kalteng doakan SHD segera sembuh
Selasa, 5 November 2024 23:14 Wib
11 pasien cacar monyet di Jakarta dinyatakan sembuh
Sabtu, 9 Desember 2023 14:22 Wib
Kemenkes sebut 841 orang sembuh COVID
Rabu, 26 April 2023 16:42 Wib
Angka sembuh COVID Indonesia bertambah jadi 6.578.937 orang
Senin, 27 Maret 2023 20:04 Wib
Marc Marquez ceritakan perjalanannya sembuh dari cedera
Minggu, 29 Januari 2023 9:18 Wib
Sembuh dari cedera, pasangan Pramudya/Yeremia 'comeback' menang di Malaysia Open
Selasa, 10 Januari 2023 23:37 Wib
Dokter : Kanker tidak bisa sembuh tapi dapat dikendalikan
Minggu, 4 Desember 2022 11:59 Wib
5 anak gangguan ginjal akut di Banda Aceh sembuh
Senin, 24 Oktober 2022 22:55 Wib