Pemanfaatan hutan ancam keanekaragaman hayati di Kalteng

id Hutan gambut,Pemerintah provinsi kalimantan tengah,Pembakaran hutan dan lahan,Borneo nature foundation,Keanekaragaman hayati,Orang utan,Satwa dilindun

Pemanfaatan hutan ancam keanekaragaman hayati di Kalteng

Tim gabungan dari Kodim 1015 Sampit, Satpol PP dan UPT Pemadam Kebakaran Kotim memadamkan kebakaran gambut di hutan sekitar Jalan Kapten Mulyono Sampit, beberapa waktu lalu. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Degradasi yang terjadi pada hutan gambut berdampak pada resiko hilangnya keanekaragaman hayati...
Kalimantan Tengah (ANTARA) - Dalam pemanfaatannya, sebagian besar hutan gambut di Kalimantan Tengah mengalami degradasi (kemerosotan) akibat kegiatan yang kurang bahkan tidak berwawasan lingkungan, salah satunya seperti pembakaran untuk tujuan membuka lahan.

"Degradasi yang terjadi pada hutan gambut berdampak pada resiko hilangnya keanekaragaman hayati di kawasan tersebut," kata Sekretaris Daerah Kalteng, Fahrizal Fitri saat membuka sosialisasi Borneo Nature Foundation (BNF) program Sebangau di Palangka Raya, Kamis.

Lahan gambut merupakan lahan yang rapuh, sehingga setiap bentuk pengelolaan lahan akan menimbulkan dampak baru yang berpengaruh terhadap komponen-komponen di dalamnya.

Untuk menjaga dan memelihara hutan gambut dari degradasi yang semakin meningkat, diperlukan aksi konservasi maupun restorasi di semua tingkatan. Mulai dari tingkat internasional, nasional hingga lokal.

"Namun kegiatan konservasi maupun restorasi tidak akan berjalan maksimal, jika tidak didukung dengan penelitian dan kerjasama multi pihak dan pendanaan yang memadai," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, lahan gambut tropika berperan penting pada sistem biosfir dan berpengaruh besar pada keseimbangan iklim dunia. Salah satu hutan gambut terbesar di Indonesia, yakni hutan rawa gambut di Sebangau.

Hutan rawa ini merupakan kawasan hutan gambut tropik yang luas dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan unik serta memiliki ciri tertentu.

Beberapa jenis flora dan fauna endemik tidak ditemukan pada habitat lain serta tercatat sebagai pendukung populasi kekayaan dunia flora dan fauna yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Flora dan fauna itu seperti, ramin (gonystylus bancanus), jelutung rawa (dyera costulata) serta satwa dilindungi seperti orang utan, bekantan, owa serta beberapa jenis burung langka," terang Fahrizal.

Untuk itu sangat penting, mengelola hutan gambut yang ada di Kalteng, mengingat perannya yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat dunia.

Fahrizal menginginkan, setiap penelitian yang dilakukan BNF lebih terkoordinir dan bermanfaat. Bukan hanya diukur dari banyaknya informasi ilmiah yang diperoleh, namun harus terjalin kebersamaan yang kuat, saling menghargai dan bersinergi dengan program pembangunan Pemprov Kalteng.