Kaum milenial diajak mengenal lebih dekat DAD Kalteng
Kalimantan Tengah (ANTARA) - Kaum milenial di Kalimantan Tengah diajak untuk lebih mengenal dan mengetahui tugas dan fungsi dari Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng dalam pembangunan.
"Semua pihak harus tahu tentang DAD dan memahami perannya dalam pembangunan, termasuk kaum milenial," kata Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran saat dihubungi dari Palangka Raya, Kamis.
Upaya untuk mengenalkan DAD Kalteng kepada kaum milenial, yakni melalui sosialisasi maupun kegiatan serupa lainnya, seperti yang baru saja dilaksanakan bersama Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Ketua DAD diundang sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan diskusi publik kepemimpinan dan relasi komunikasi politik kaum milenial. Dalam kesempatan itu, selain mengajak mahasiswa untuk tidak golput pada pemilu, pihaknya juga berupaya mengenalkan DAD kepada mereka yang hadir.
"Dalam setiap tindakannya, DAD mengacu pada aturan yang berlaku. Jadi semua yang kami lakukan tidak sembarangan dan hal ini juga penting untuk dipahami oleh kaum milenial," paparnya.
Empat pilar utama yang pihaknya miliki, yaitu kesetaraan, kejujuran, kebersamaan serta menghormati hukum adat dan nasional. Semuanya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah seharusnya digunakan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang baik.
Sementara itu terkait pemilu serentak tahun 2019 yang meliputi pemilu legislatif dan presiden, pihaknya meminta kaum milenial untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak golput. Sebab satu suara sangatlah penting untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.
Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya Sonedi menjelaskan, pihaknya sengaja menghadirkan sejumlah narasumber dalam kegiatan tersebut, untuk memotivasi dan memberikan pandangan yang tepat tentang politik ataupun pemilu 2019 kepada generasi muda.
"Kegiatan ini digelar, agar mahasiswa yang memiliki hak pilih pada pemilu mendatang dapat menggunakannya dengan baik serta ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi nantinya," paparnya.
Kerugian besar bagi kaum milenial jika tidak ikut serta dalam pemilu. Sebab berpartisipasi dalam pemilu, menandakan seseorang peduli dan mau berperan dalam pembangunan sebagai salah satu upaya membuat negara ini menjadi lebih baik.
"Semua pihak harus tahu tentang DAD dan memahami perannya dalam pembangunan, termasuk kaum milenial," kata Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran saat dihubungi dari Palangka Raya, Kamis.
Upaya untuk mengenalkan DAD Kalteng kepada kaum milenial, yakni melalui sosialisasi maupun kegiatan serupa lainnya, seperti yang baru saja dilaksanakan bersama Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Ketua DAD diundang sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan diskusi publik kepemimpinan dan relasi komunikasi politik kaum milenial. Dalam kesempatan itu, selain mengajak mahasiswa untuk tidak golput pada pemilu, pihaknya juga berupaya mengenalkan DAD kepada mereka yang hadir.
"Dalam setiap tindakannya, DAD mengacu pada aturan yang berlaku. Jadi semua yang kami lakukan tidak sembarangan dan hal ini juga penting untuk dipahami oleh kaum milenial," paparnya.
Empat pilar utama yang pihaknya miliki, yaitu kesetaraan, kejujuran, kebersamaan serta menghormati hukum adat dan nasional. Semuanya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah seharusnya digunakan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang baik.
Sementara itu terkait pemilu serentak tahun 2019 yang meliputi pemilu legislatif dan presiden, pihaknya meminta kaum milenial untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak golput. Sebab satu suara sangatlah penting untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.
Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya Sonedi menjelaskan, pihaknya sengaja menghadirkan sejumlah narasumber dalam kegiatan tersebut, untuk memotivasi dan memberikan pandangan yang tepat tentang politik ataupun pemilu 2019 kepada generasi muda.
"Kegiatan ini digelar, agar mahasiswa yang memiliki hak pilih pada pemilu mendatang dapat menggunakannya dengan baik serta ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi nantinya," paparnya.
Kerugian besar bagi kaum milenial jika tidak ikut serta dalam pemilu. Sebab berpartisipasi dalam pemilu, menandakan seseorang peduli dan mau berperan dalam pembangunan sebagai salah satu upaya membuat negara ini menjadi lebih baik.