Jakarta (ANTARA) - Penjaringan bibit bulu tangkis muda melalui program Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis terus digalakkan dan untuk tahun ini difokuskan kepada pemain berusia di bawah 11 tahun (U-11) dan di bawah 13 tahun (U-13).
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi menjelaskan, format dua kelompok usia pada Audisi Umum 2019 dimaksudkan agar pelatih bisa sedini mungkin mengasah bakat yang dimiliki atlet muda untuk menjawab langkah PBSI yang membuka kesempatan kepada atlet berusia lebih muda guna bergabung dalam Pelatnas.
"Kami bisa mengasah mereka dari usia dini yang nantinya bisa semakin matang ketika mereka akan masuk ke Pelatnas. Ini penting karena persaingan di Pelatnas sangat ketat dan kami ingin ketika atlet-atlet PB Djarum masuk Pelatnas mereka sudah memiliki daya saing tinggi dan bermental juara saat membela Indonesia di masa mendatang," kata Fung Permadi dalam keterangan resminya.
Untuk mencari bibit potensial ini, PB Djarum tetap mengandalkan para legenda bulu tangkis Indonesia seperti Christian Hadinata dan dukung oleh Sigit Budiarto, Antonius Budi Ariantho, Lius Pongoh, Yuni Kartika, Maria Kristin, Luluk Hadiyanto, Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Engga Setiawan, Sulaiman, Ferry, dan Roy Djojo Effendy.
Tim pencari bakat ini, kata Fung, diberi tugas memantau atlet-atlet muda dengan bakat istimewa baik dari segi teknik, keterampilan, sampai postur tubuh.
“Untuk fisik, tahun ini kami akan mencari pemain yang gesit, itu poin utama. Tapi, bila ada pemain yang memiliki bakat istimewa lainnya, kami juga membuka pintu untuk bergabung dan berlatih sebagai atlet PB Djarum,” kata Fung menambahkan.
Setelah lolos Audisi Umum dan bergabung dengan PB Djarum, para atlet muda dimasukkan ke asrama PB Djarum di Kudus untuk dibentuk sebagai atlet bulutangkis profesional dan digembleng para pelatih mulai dari Engga Setiawan, Ellen Angelina hingga Hastomo Arbi.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, audisi tahun ini fokus kepada dua kelompok atau tanpa bibit dari U-15 seperti tahun-tahun sebelumnya. Khusus tahun ini pencarian bakat juga hanya dilakukan di Jawa.
"Pemilihan dan juga jumlah kota ini juga tak lepas dari perkembangan serta evaluasi dari Audisi Umum di tahun-tahun sebelumnya. Ada kondisi tertentu yang membuat kami memutuskan dari delapan kota menjadi lima kota di tahun ini. Namun, kami juga tetap mengundang orangtua dan para pelatih dari luar Pulau Jawa untuk datang ke lima kota tersebut dan membawa atlet binaan mereka mengikuti proses seleksi ini,” kata Yoppy menjelaskan.
Proses seleksi sendiri bakal digelar di Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya dan Kudus. Pada 2018, seleksi dilakukan di delapan kota yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga Sulawesi.