Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah terus mendorong peningkatan produksi dan pengembangan komoditas pertanian karena potensinya masih sangat besar.
"Selain padi yang memang sudah surplus, kini kami mendorong peningkatan produksi buah-buahan. Saat ini beberapa jenis buah-buahan dari Kotawaringin Timur sudah ada yang dipasarkan hingga ke luar negeri," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur I Made Dikantara di Sampit, Minggu.
Made menyebutkan, dua jenis buah yang mulai dipasarkan hingga ke luar negeri adalah semangka kuning dan buah naga. Semangka kuning dihasilkan oleh petani di beberapa lokasi seperti Desa Eka Bahurui Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sedangkan buah naga diantaranya dihasilkan petani Desa Kandan Kecamatan Kota Besi.
Pemasaran buah lokal tersebut selama ini memang belum dilakukan langsung oleh petani dengan mengekspornya, tetapi melalui pengepul buah yang kemudian memasarkannya hingga ke luar negeri, seperti Malaysia melalui Pontianak Kalimantan Barat.
Made menilai, hal itu menunjukkan bahwa pangsa pasar buah-buahan masih sangat terbuka lebar. Selain dipasarkan ke luar daerah, konsumsi buah masyarakat Kotawaringin Timur juga tinggi sehingga membuka peluang pengembangan buah-buahan.
Saat ini banyak jenis buah-buahan yang didatangkan dari luar daerah dan cukup laris dibeli masyarakat, seperti jeruk, langsat dan durian dari Pontianak, serta berbagai jenis buah yang didatangkan dari Pulau Jawa. Artinya, jika petani lokal menanam buah-buahan tersebut maka sangat besar peluang hasil panen diserap pasar.
Terkait kondisi tanah di Kotawaringin Timur yang banyak bergambut, menurut Made, bukan lagi kendala. Pemanfaatan teknologi pertanian sudah bisa menjadi solusi pertanian modern saat ini.
"Dulu katanya banyak jenis buah yang tidak bisa ditanam karena tidak cocok dengan tanah di sini, tetapi petani Kotawaringin Timur membuktikan bahwa ternyata banyak yang bisa tumbuh subur meski dengan perlakuan-perlakuan tertentu," kata Made.
Dinas Pertanian Kotawaringin Timur juga mendorong pengembangan padi organik. Saat ini sudah ada 5.000 hektare padi organik yang dikembangkan petani di kabupaten ini.
"Pangan berkontribusi besar terhadap peningkatan usia harapan hidup. Makanya kami ingin ini tidak sekadar peningkatan produksi, tetapi juga kualitas dan dampaknya terhadap kesehatan. Usia harapan hidup di Palangka Raya sudah sampai 70 tahun, di Kotawaringin Timur masih 69 tahun. Makanya kita dorong peningkatan itu melalui pangan yang berkualitas," ucap Made.