Kabut asap menebal, sekolah di Kotim diminta kurangi belajar di luar
Sampit (ANTARA) - Pelaksana Tugas Harian Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Fahrujiansyah mengingatkan sekaligus meminta seluruh kepala sekolah PAUD, TK, SD, SMP dan SMA sederajat yang ada di wilayah setempat, agar mengurangi aktivitas belajar mengajar di luar kelas.
Pengurangan tersebut merupakan kesepakatan sekaligus mencegah terganggunya kesehatan peserta didik akibat semakin menebalnya kabut asap di wilayah ini, kata Fahrujiansyah di Sampit, Selasa.
"Kami juga meminta kepada para siswa untuk mengenakan masker saat berangkat dan pulang sekolah. Jangan sampai tidak menggunakan masker," tambahnya.
Dikatakan, dalam beberapa hari terakhir ini, kabut asap sudah mulai menyelimuti Kabupaten Kotim, bahkan dua hari terakhir semakin menebal. Untuk itu, aktivitas diluar ruangan yang tidak boleh dilakukan seperti kegiatan senam pagi, olahraga, dan juga upacara. Hal itu dilarang karena saat pagi hari kabut asap di beberapa wilayah di Kotim terutama Kota Sampit terlihat tebal.
Dia mengatakan tebalnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sangat mengkhawatirkan dan bisa menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan siswa, seperti mengakibatkan penyakit gangguan pernapasan.
"Kami tidak ingin banyak siswa yang sakit akibat kabut asap. Oleh karena itu, sementara waktu kegiatan diluar ruangan ditiadakan," terangnya.
Disdik Kotim pun akan terus memantau kondisi kabut asap di Kotawaringin Timur, dan jika kondisinya semakin menebal maka tida menutup kemungkinan jam dan proses belajar mengajar akan di kurangi.
Baca juga: Jangan mengambinghitamkan petani terkait kabut asap di Kalteng
"Kami lihat nanti, jika kabut asap yang terjadi di Kotawaringin Timur semakin parah maka tidak menutup kemungkunan sekolah akan kita liburkan, dengan pertimbangan kesehatan siswa," tegasnya.
Berdasarkan pantauan lapangan, kabut asap di Kabupaten Kotim dalam dua hari terakhir kondisinya semakin menebal, dengan jarak pandang berkisar antara 400 meter hingga 600 meter.
Ketebalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sebelumnya, yakni Senin (5/8) juga telah mengganggu aktivitas penerbangan di bandara Haji Asan Sampit. Sempat terjadi penundaan kurang lebih satu jam keberangkatan penerbangan dari Sampit tujuan Surabaya.
Baca juga: Sosok dokter cantik penolong para penakluk api
Baca juga: Terbatasnya jarak pandang di Palangka Raya karena kabut asap
Pengurangan tersebut merupakan kesepakatan sekaligus mencegah terganggunya kesehatan peserta didik akibat semakin menebalnya kabut asap di wilayah ini, kata Fahrujiansyah di Sampit, Selasa.
"Kami juga meminta kepada para siswa untuk mengenakan masker saat berangkat dan pulang sekolah. Jangan sampai tidak menggunakan masker," tambahnya.
Dikatakan, dalam beberapa hari terakhir ini, kabut asap sudah mulai menyelimuti Kabupaten Kotim, bahkan dua hari terakhir semakin menebal. Untuk itu, aktivitas diluar ruangan yang tidak boleh dilakukan seperti kegiatan senam pagi, olahraga, dan juga upacara. Hal itu dilarang karena saat pagi hari kabut asap di beberapa wilayah di Kotim terutama Kota Sampit terlihat tebal.
Dia mengatakan tebalnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sangat mengkhawatirkan dan bisa menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan siswa, seperti mengakibatkan penyakit gangguan pernapasan.
"Kami tidak ingin banyak siswa yang sakit akibat kabut asap. Oleh karena itu, sementara waktu kegiatan diluar ruangan ditiadakan," terangnya.
Disdik Kotim pun akan terus memantau kondisi kabut asap di Kotawaringin Timur, dan jika kondisinya semakin menebal maka tida menutup kemungkinan jam dan proses belajar mengajar akan di kurangi.
Baca juga: Jangan mengambinghitamkan petani terkait kabut asap di Kalteng
"Kami lihat nanti, jika kabut asap yang terjadi di Kotawaringin Timur semakin parah maka tidak menutup kemungkunan sekolah akan kita liburkan, dengan pertimbangan kesehatan siswa," tegasnya.
Berdasarkan pantauan lapangan, kabut asap di Kabupaten Kotim dalam dua hari terakhir kondisinya semakin menebal, dengan jarak pandang berkisar antara 400 meter hingga 600 meter.
Ketebalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sebelumnya, yakni Senin (5/8) juga telah mengganggu aktivitas penerbangan di bandara Haji Asan Sampit. Sempat terjadi penundaan kurang lebih satu jam keberangkatan penerbangan dari Sampit tujuan Surabaya.
Baca juga: Sosok dokter cantik penolong para penakluk api
Baca juga: Terbatasnya jarak pandang di Palangka Raya karena kabut asap