Sampit (ANTARA) - Masyarakat di sejumlah desa di kawasan pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, seperti di Kecamatan Teluk Sampit mulai kesulitan air bersih lantaran air sungai mulai payau padahal menjadi sumber pemenuhan air sehari-hari.
"Saat air pasang, air menjadi payau akibat air laut masuk ke sungai dan anak sungai, sedangkan saat sungai surut airnya keruh. Air hanya bisa dimanfaatkan saat sungai mulai pasang karena saat itu air laut belum sampai masuk," kata Yani, warga Desa Parebok, Senin.
Kondisi seperti ini memang terjadi setiap musim kemarau. Ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat karena air sungai masih menjadi andalan untuk beraktivitas dan keperluan sehari-hari seperti untuk mandi, mencuci bahkan konsumsi.
Kondisi ini dikhawatirkan akan bertambah parah karena kemarau semakin kering. Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi kemarau berlangsung hingga Oktober mendatang.
Bagi warga yang memiliki cadangan air bersih yang disimpan di tempat penampungan, setidaknya masih bisa bertahan dengan stok air tersebut. Namun bagi warga yang tidak memiliki cadangan, maka terpaksa harus membeli air bersih dari desa lain atau berharap pasokan dari pemerintah daerah.
Saat kemarau, kesulitan air bersih rawan terjadi lantaran air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut, sedangkan sumur dan danau menjadikan kering. Saat kondisi seperti itu, masyarakat hanya bisa mengandalkan bantuan pasokan air dari Sampit menggunakan mobil tangki.
"Mudah-mudahan ada bantuan air bersih dari pemerintah daerah sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan air bersih," harap Fajar, warga Desa Basawang.
Camat Teluk Sampit Juliansyah mengatakan saat ini kekeringan melanda enam desa di kecamatan itu yakni Desa Parebok, Basawang, Regei Lestari, Kuin Permai, Lempuyang dan Ujung Pandaran.
Desa-desa itu sangat dekat dengan muara laut, bahkan Desa Ujung Pandaran langsung menghadap Laut Jawa. Kondisi seperti ini memang sering terjadi ketika kemarau terjadi.
Sumber air seperti sumur dan danau makin kering dan keruh, sementara sungai maupun sumber air lain yang tersisa mulai berasa asin akibat intrusi air laut yang masuk ke alur Sungai Mentaya.
"Saat ini warga memanfaatkan stok air hujan yang disimpan di penampungan. Kalau itu habis, warga harus mencari air bersih di desa lain atau membeli dari penjual air PDAM," kata Juliansyah.
Juliansyah berharap kondisi ini menjadi perhatian pemerintah kabupaten dengan mengirimkan bantuan air bersih menggunakan mobil tangki. Pasokan air bersih sangat berkaitan dengan kesehatan masyarakat karena penyakit diare, disentri dan lainnya rawan menyerang jika air yang dikonsumsi masyarakat terkontaminasi bibit penyakit.
Berita Terkait
Pemkab Kotim optimalkan normalisasi sungai atasi banjir di Sampit
Jumat, 19 April 2024 6:31 Wib
Dishub Kobar ingatkan pengguna transportasi sungai tentang keselamatan
Sabtu, 6 April 2024 5:57 Wib
Normalisasi Sungai Baamang capai 90 persen
Jumat, 5 April 2024 6:10 Wib
20 kelurahan di Palangka Raya terdampak banjir luapan sungai
Minggu, 17 Maret 2024 16:01 Wib
Tujuh hari tak ditemukan, pencarian korban tenggelam dihentikan
Sabtu, 16 Maret 2024 19:19 Wib
Diduga kram, seorang remaja tenggelam di Sungai Kahayan
Selasa, 12 Maret 2024 6:48 Wib
Tim gabungan evakuasi jasad warga tenggelam di Sungai Kahayan
Selasa, 12 Maret 2024 5:47 Wib
Korban tenggelam ditemukan, Wabup Kotim ingatkan hati-hati beraktivitas di sungai
Senin, 11 Maret 2024 19:35 Wib