10 warga Kotim terserang muntaber diduga imbas kekeringan

id 10 warga Kotim terserang muntaber diduga imbas kekeringan,Muntaber,Kekeringan,Kotawaringin Timur,Kotim,Parenggean,Sampit

10 warga Kotim terserang muntaber diduga imbas kekeringan

Camat Parenggean Siyono (pakaian hitam) bersama petugas kesehatan mengunjungi 10 warga yang terserang muntaber, Jumat (30/8/2019). ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Sampit (ANTARA) - Sebanyak 10 warga Desa Bejarau Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah terserang muntaber, diduga imbas kekeringan yang terjadi sehingga berpengaruh terhadap kualitas air yang dikonsumsi.

"Kejadian ini terjadi dalam dua hari ini. Ada dua bayi, empat anak-anak dan sisanya dewasa. Mereka menjalani pengobatan rawat jalan di bawah pengawasan Puskesmas Parenggean I," kata Camat Parenggean Siyono dihubungi dari Sampit, Jumat.

Kecamatan Parenggean bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 2,5 jam dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur. Serangan muntaber itu terjadi di Dusun Padas Desa Bejarau.

Setelah mendapat laporan kejadian itu, Siyono bersama petugas kesehatan dari Puskesmas Parenggean I langsung turun ke lokasi. Mereka memeriksa kondisi warga yang terserang penyakit muntah dan berak tersebut.

Hasil pemeriksaan petugas kesehatan, kondisi 10 penderita muntaber mulai membaik. Mereka tetap dipantau oleh petugas kesehatan untuk memantau kondisi mereka hingga benar-benar pulih.

Saat ini kondisi sumber air, khususnya sungai di kawasan itu mulai kering. Kondisi itu diduga berpengaruh terhadap kualitas air yang digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.

"Tadi saya sudah memerintahkan pihak puskesmas dan aparat desa mendata karena saya cek tadi lingkungan sekitarnya belum ada fasilitas air bersih. Mereka masih membeli air di pengecer pakai profil tank," kata Siyono.

Menyikapi kejadian ini, Siyono memerintahkan Puskesmas Parenggean I untuk terus memantau kondisi penderita serta warga lainnya agar penyakit tersebut tidak meluas.

Untuk mencegah penyakit muntaber meluas dan berulang, masyarakat diimbau memperhatikan kondisi kesehatan lingkungan dan bahan makanan serta minuman yang akan dikonsumsi. Makanan dan minuman harus bersih dan dimasak sesuai aturan agar tidak membawa bibit penyakit saat dikonsumsi.

Kejadian ini juga diharapkan menjadi perhatian pemerintah desa untuk melakukan pencegahan. Pemerintah desa diminta menyediakan sarana air bersih untuk masyarakat sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat desa lebih terjamin.

"Tadi saya perintahkan Kepala Desa Bejarau untuk menganggarkan biaya pembuatan sumur bor untuk tahun berikutnya," demikian Siyono yang berjanji akan terus memantau kondisi penderita muntaber.