Jakarta (ANTARA) - Penggunaan energi terbarukan saat ini sudah mulai gencar dilakukan menyusul masalah perubahan iklim. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah memanfaatkan potensi teknologi penyimpanan energi.
Dilansir dari laman Toshiba pada Kamis, menyimpan energi listrik cukup susah, lantaran listrik bersifat cepat tersalurkan melalui gelombang elektromagnetik. Namun setidaknya ada beberapa metode untuk menyimpang energi antara lain pumped hydroelectric energy storage (PHES) dan baterai isi ulang.
Kendati demikian, teknologi penyimpanan energi listrik dalam berbagai bentuk sedang dipelajari dan dikembangkan. Tujuannya adalah untuk mencegah pemadaman listrik dan berkontribusi pada pemanfaatan energi terbarukan.
Metode penyimpanan energi listrik pertama adalah pumped hydroelectric energy storage (PHES). Selain menghasilkan tenaga listrik, PHES juga berfungsi sebagai teknologi penyimpanan daya penuh.
Mekanismenya adalah, alat itu menyimpan air di reservoir atas, sebagai energi potensial mekanis yang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan listrik yang tinggi, kemudian dirilis ke dalam pipa untuk mengalir menuruni bukit ke reservoir yang lebih rendah dengan kekuatan yang cukup untuk menggerakkan turbin air dan generator listrik.
Selama permintaan listrik rendah, energi yang berlebih digunakan untuk memompa air dari reservoir bawah kembali ke reservoir atas.
Misalnya, jika pembangkit listrik PHES dengan empat turbin 400 megawatt beroperasi selama delapan jam berturut-turut, ia dapat menghasilkan listrik yang setara dengan konsumsi energi harian hampir 1,6 juta rumah tangga.
Sistem PHES berkecepatan tinggi berkontribusi pada operasi yang lebih efisien dan stabilitas jaringan listrik yang lebih baik.
Baterai
Teknologi lainnya adalah baterai isi ulang, yang merupakan solusi penyimpanan energi elektrokimia.
Reaksi elektrokimia terbalik (reversed electrochemichal reaction) dalam pengisian baterai terjadi ketika listrik dipasang pada sumber eksternal.
Terlepas dari dua teknologi ini, upaya penelitian dan pengembangan sedang berlangsung untuk jenis teknologi penyimpanan energi yang berbeda, termasuk sistem penyimpanan energi hidrogen menggunakan sel bahan bakar yang secara kimia mengubah hidrogen dan energi oksigen menjadi energi listrik.
Inovasi-inovasi itu diharapkan akan menciptakan beragam teknologi penyimpanan energi yang mendukung gaya hidup kita dengan mengurangi gangguan pada keseimbangan pasokan-permintaan yang dapat menyebabkan pemadaman listrik.
Penyimpanan energi nantinya membawa lebih banyak fleksibilitas ke jaringan listrik dengan membantu operator jaringan untuk mengelola sumber daya energi variabel seperti angin dan matahari.
Berita Terkait
Tips hindari penurunan energi di sore hari
Kamis, 18 April 2024 17:30 Wib
Awas! Konsumsi minuman berenergi picu gangguan tidur hingga kecemasan
Minggu, 21 Januari 2024 9:50 Wib
Berikut sejumlah target program Dinas ESDM Kalteng pada 2024
Kamis, 11 Januari 2024 15:58 Wib
Kerja sama proyek transisi energi jadi tonggak sejarah RI
Senin, 4 Desember 2023 14:37 Wib
PLN akan masukkan nuklir dalam sistem sebelum 2040
Kamis, 23 November 2023 6:15 Wib
PLN Resmikan 21 unit Green Hydrogen Plant, berikut kemampuan produksinya per tahun
Selasa, 21 November 2023 5:04 Wib
Presiden Jokowi sampaikan tiga fokus ASEAN Caucus termasuk soal transisi energi
Kamis, 16 November 2023 11:51 Wib
PLN jamin pasokan energi selama perhelatan Piala Dunia U-17
Rabu, 8 November 2023 7:37 Wib