BMKG data sebanyak 235 gempa susulan di Ambon

id gempa di ambon,bmkg,gempa susulan di ambon,BMKG data sebanyak 235 gempa susulan di Ambon

BMKG data sebanyak 235 gempa susulan di Ambon

Suasana bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019). Berdasarkan data BMKG, gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,5 SR tersebut akibat aktivitas sesar aktif lokal. ANTARA FOTO/Izaak Mulyawan/pras.

Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata hingga pukul 07.20 WIT telah terjadi 235 gempa susulan, pascagempa bermagnitudo 6,8 SR di Ambon dan sekitarnya.

"Hingga pukul 07.20 WIT telah terjadi 235 kali gempa susulan, yang dirasakan di wilayah Kairatu, Ambon V MMI, Masohi III MMI dan Banda II MMI " kata Kepala Stasiun Geofisika. Kelas I Karang Panjang - Ambon, Sunardi, Kamis.

Kekuatan gempa-gempa susulan tercatat oleh BMKG mencapai M 2,6 hingga M 5,6. Dengan jumlah yang dapat dirasakan mencapai 41 kali.

Baca juga: Teriak 'tsunami' saat gempa Ambon, seorang warga diamankan

Gempa utama yang terjadi pada Kamis pagi (26/9) pukul 08.46 WIT dengan skala intensitas V hingga VI MMI di Ambon, Haruku dan Kairatu telah menyebabkan kerusakan rumah di beberapa tempat, korban jiwa dan luka-luka.

Dikatakannya, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa sebelum terjadi gempa berkekuatan 6,8 SR, telah terjadi rentetan aktivitas gempa berkekuatan kecil yang merupakan gempa pendahuluan.

Gempa yang terjadi, karena diduga terjadi di sesar aktif yang merupakan gempa tipe 1 yaitu tipe gempa utama yang didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan atau foreshocks yang kemudian terjadi gempa utama atau mainshock, selanjutnya diikuti oleh serangkaian gempa susulan atau aftershocks.

Baca juga: 4 warga meninggal termasuk satu balita akibat gempa Ambon

Dijelaskannya, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Ambon ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault)

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Pihaknya mengimbau, masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Selain itu, masyarakat diminta untuk memeriksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.

Baca juga: Satu dosen IAIN meninggal akibat gempa
Baca juga: Terjadi gempa susulan magnitudo 5,6 di Ambon
Baca juga: Hindari kemungkinan tsunami, warga Ambon panik cari dataran tinggi