Anggota Wantimpres sebut keamanan pejabat negara harus dikawal ketat
Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mengatakan mau tidak mau pejabat negara harus dikawal ketat pasca penyerangan Menko Polhukam Wiranto meski ada sebagian menteri yang lebih suka pengawalan fleksibel.
"Mau tidak mau saya kira perlu ada pengamanan ketat, sebenarnya penjagaannya sudah ketat, pam harus berjaga di jarak lebih dekat lagi," kata Sidarto Danusubroto, usai membesuk Wiranto di RSPAD, Jakarta, Jumat.
Pengamanan ketat itu kata dia juga mengingat pola penyerangan terhadap Wiranto yang melibatkan anak muda yang sudah terjerumus kedalam tindakan kejam seperti itu.
"Anda lihat sendiri penusuk anak muda 20 tahun, saya tidak tahu apakan mereka dicuci otak," katanya.
Baca juga: Penusukan Menkopolhukam Wiranto dicurigai rekayasa
Akibat penyerangan tersebut, Wiranto harus menjalani perawatan intensif, Sidarto memperkirakan butuh waktu seminggu sampai 10 hari perawatan di rumah sakit.
Selain pengetatan pengamanan, Sidarto Danusubroto turut menyayangkan pernyataan dan anggapan sejumlah kalangan tentang penyerangan terhadap Wiranto merupakan sebuah rekayasa.
"Saya sayangkan bahwa ini (dianggap) setingan itu sangat tidak benar, di luar akal dan sangat kejam, statement sangat kejam," kata Sidarto.
Baca juga: Dua orang diduga serang Wiranto diamankan polisi
Sebelumnya, pada Kamis 10 Oktober 2019, Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal ketika kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.
Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan benda tajam di perut akibat penyerangan tersebut, ia awalnya mendapatkan perawatan di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Selain Wiranto, tiga orang lainnya juga terkena tusukan pelaku, yaitu ajudan Wiranto, Kapolsek Menes Pandeglang Kompol Daryanto, dan seorang pegawai Universitas Mathla'ul Anwar.
Baca juga: Penyerang Wiranto dikenal suka ceramahi tetangga dan taat beribadah
Baca juga: Kondisi terkini Wiranto setelah insiden penusukan
"Mau tidak mau saya kira perlu ada pengamanan ketat, sebenarnya penjagaannya sudah ketat, pam harus berjaga di jarak lebih dekat lagi," kata Sidarto Danusubroto, usai membesuk Wiranto di RSPAD, Jakarta, Jumat.
Pengamanan ketat itu kata dia juga mengingat pola penyerangan terhadap Wiranto yang melibatkan anak muda yang sudah terjerumus kedalam tindakan kejam seperti itu.
"Anda lihat sendiri penusuk anak muda 20 tahun, saya tidak tahu apakan mereka dicuci otak," katanya.
Baca juga: Penusukan Menkopolhukam Wiranto dicurigai rekayasa
Akibat penyerangan tersebut, Wiranto harus menjalani perawatan intensif, Sidarto memperkirakan butuh waktu seminggu sampai 10 hari perawatan di rumah sakit.
Selain pengetatan pengamanan, Sidarto Danusubroto turut menyayangkan pernyataan dan anggapan sejumlah kalangan tentang penyerangan terhadap Wiranto merupakan sebuah rekayasa.
"Saya sayangkan bahwa ini (dianggap) setingan itu sangat tidak benar, di luar akal dan sangat kejam, statement sangat kejam," kata Sidarto.
Baca juga: Dua orang diduga serang Wiranto diamankan polisi
Sebelumnya, pada Kamis 10 Oktober 2019, Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal ketika kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.
Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan benda tajam di perut akibat penyerangan tersebut, ia awalnya mendapatkan perawatan di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Selain Wiranto, tiga orang lainnya juga terkena tusukan pelaku, yaitu ajudan Wiranto, Kapolsek Menes Pandeglang Kompol Daryanto, dan seorang pegawai Universitas Mathla'ul Anwar.
Baca juga: Penyerang Wiranto dikenal suka ceramahi tetangga dan taat beribadah
Baca juga: Kondisi terkini Wiranto setelah insiden penusukan