Tari Dayak Mahakam Hulu, Hudoq Cross Border akan patenkan

id mahakam hulu,tari hudoq cros border,paten,kalimantan timur

Tari Dayak Mahakam Hulu,   Hudoq Cross Border akan patenkan

Penampilan salah seorang Pengiring Tari Hudoq saat berlangsungnya Festival Hudoq Cross Border di Kabupaten Mahulu pada 23-26 Oktober 2019 (ANTARA/ M Ghofar)

Ujoh Bilang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, berencana mematenkan tari Hudoq Cross Border, yakni tari Hudoq yang sudah mengalami inovasi dari yang sebelumnya digelar di masing-masing kampung, kini dipadukan dari berbagai etnis menjadi tingkat kabupaten.

"Setelah acara festival ini, saya segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim sebagai tindak lanjut dari rencana mematenkan tari Hudoq Cross Border," ujar Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mahulu Kristina Tening di Ujoh Bilang, Sabtu.

Setelah melakukan koordinasi dengan Dispar Kaltim, lanjutnya, kemudian akan bersama-sama melakukan koordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan dengan pihak  terkait, karena rencana ini merupakan hal baru sehingga harus banyak pihak yang terlibat agar budaya lokal tersebut memiliki hak paten.

Saat ini, aku Kristina, pihaknya bersama tim sedang disibukkan dengan Festival Hudoq Cross Border yang masih berlangsung, yakni sejak dimulai pada 23 Oktober lalu dan ditutup pada 26 Oktober ini, sehingga dalam beberapa hari ke depan masih disibukkan kegiatan pascafestival.

Namun ia berjanji, setelah semuanya beres langsung melanjutkan koordinasi, karena saat ini pihaknya sudah melakukan komunikasi awal dengan provinsi dan Kemenpar, sehingga tinggal melanjutkan komunikasi berikutnya dengan berbagai pihak.

Keinginan Kristina segera melakukan koordinasi dengan pihak provinsi dan pihak lain tersebut, setelah ia mendapat instruksi langsung dari Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh untuk segera mematenkan tari Hudoq Cros Border.

Bupati berpendapat bahwa tari ini merupakan varian baru karena meski mirip, tapi tidak sama dengan tari Hudoq yang selama ini disajikan, antara lain sebelumnya dilaksanakan di masing-masing kampung, namun sekarang disajikan dari lintas kampung, lintas kecamatan, lintas OPD hingga kabupaten, dan ada tambahan Hudoq Nebeq.

Kristina juga mengaku bersyukur karena secara keseluruhan Festival Hudoq yang pihaknya gelar cukup sukses, termasuk berhasil memecahkan rekor pada Museum Rekor Indonesia-Dunia  (Muri) dengan menari hudoq nonstop selama 25 jam, melebihi target awal yang direncanakan menari 24 jam.