'Pena di Atas Langit' renungan kehidupan dari anak negeri

id Buku, karya, pena di atas langit, novel, bacaan, penulis, tofan mahdi

'Pena di Atas Langit' renungan kehidupan dari anak negeri

Buku 'Pena di Atas Langit'. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Palangka Raya (ANTARA) - Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru yang paling terbaik dan berharga dalam kehidupan. Sering kali seseorang bisa meniti puncak karir tertinggi karena dianggap memiliki banyak pengalaman dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Karena itu, pengalaman merupakan faktor utama yang penting dalam menjalani sebuah proses hidup. Sebab melalui pengalaman manusia bisa merenung, mengingat kembali untuk mendapatkan tujuan terbaik, bahkan tidak jarang seseorang dibayar mahal hanya untuk diminta berbagi pengalamannya.

Berbeda dengan mantan wartawan senior Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Senior Vice President Komunikasi PT Astra Agro Lestari, Tofan Mahdi, yang dengan rela menceritakan berbagai pengalaman yang didapatkan dalam hidupnya dan bisa menjadi inspirasi bagi para pembacanya.

Pengalaman Tofan dituangkannya ke dalam sebuah buku yang berjudul "Pena Di Atas Langit". Sebetulnya isi dari buku itu sendiri berasal dari tulisan ringannya yang sudah ia posting melalui media sosial pribadinya.

Hal yang menjadi bahan tulisannya sering kali membahas perbedaan kekayaan sumber daya alam Indonesia dengan negara lain, perbedaan sikap budaya manusia Indonesia dengan negara lain, dan bagaimana seharusnya masyarakat dapat menyikapi fenomena sosial yang terjadi di tengah-tengah lingkungannya.

"Saya sengaja menulis hal-hal tersebut, agar semua orang bisa merenung, mengingat-ingat kembali bahwa sebuah permasalahan yang dihadapi juga pasti akan dihadapi oleh orang lain. Namun dengan pengalaman itu, kita semua harus belajar bagaimana untuk dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan baik," kata Tofan.

Tofan mengatakan, bahwa inspirasi dari setiap tulisan itu muncul ketika banyak permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia, kemudian ketika dibandingkan dengan negara luar, ada yang berbeda tapi juga ada yang sama bahkan seharusnya dapat diadopsi demi kepentingan kemajuan pembangunan.
 
Ketua Bidang Komunikasi Gapki Taufan Mahdi. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)
 

"Contoh ketika saya ke Malaysia atau Kuala Lumpur, ketika dibandingkan dengan Indonesia maka dapat dipastikan sebetulnya negara kita juga memiliki potensi yang luar biasa, bahkan lebih bagus, tinggal bagaimana mengelolanya saja. Hal itu saya harapkan juga bisa menjadi pemikiran kita bersama demi kemajuan Indonesia," ujar Tofan.

Selain itu, salah satu tulisannya juga menceritakan tentang bagaimana ketika melaksanakan puasa dan sholat di Benua Eropa, yang ternyata Islam sendiri mendapatkan penghormatan luar biasa oleh masyarakat disana.

Ia berharap, bahwa buku tersebut dapat menjadi salah satu sumber inspirasi pembaca dengan pengalaman yang sudah pernah didapatkannya.

"Melalui tulisan itu saya harap, kita bisa merenung dan melihat kenyataan serta mampu untuk menjalaninya dengan baik. Tulisan terakhir saya adalah bagaimana ketika saya belajar kesabaran serta keiklasan ketika mengingat kembali tentang almarhumah ibu, dan semoga itu juga bisa menjadi renungan bagi kita semua dalam mengingat orang tua," ungkap Tofan.

Judul Buku Pena Di Atas Langit itu karena, semua catatan yang sudah tersusun tersebut selalu dibuatnya ketika sedang berada di atas pesawat ketika menjalankan pekerjaan.

"Saya juga sudah niatkan, setiap hasil dari penjualan buku itu akan disedekahkan kepada anak yatim melalui yayasan. Setelah modal cetak kembali, alhamdulillah semua hasil dari penjualan buku tersebut sudah saya sedekahkan. Alhamdulillah sampai saat ini sudah terjual lebih dari 2.000 buku," demikian Tofan.