Pangkalan Bun (ANTARA) - Program integrasi sawit-sapi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menjadi pusat pembelajaran bagi sejumlah daerah dari luar provinsi.
Setelah sebelumnya Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, kali ini giliran Pemerintah Provinsi Bangka Belitung yang datang berkunjung guna mempelajari program integrasi sawit-sapi yang sudah lama diterapkan dan berjalan dengan baik, kata Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah di Pangkalan Bun, Senin.
"Kedatangan mereka menggambarkan sebuah indikator keberhasilan perusahaan-perusahaan di Kobar dalam mengintegrasikan sawit-sapi," katanya.
Pihaknya bersyukur dengan kedatangan pemerintah dari provinsi dan kabupaten lain tersebut, selain untuk bersilaturahmi bertukar pengalaman dan ilmu, tak kalah penting adalah menjadikan kegiatan semacam itu bisa berdampak pada perekonomian daerah.
Kunjungan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarana promosi potensi yang ada di Kobar, bukan hanya sektor peternakan sapi dan integrasi sawit tetapi juga pariwisata yang selama ini menjadi andalan daerah.
Pada industri kedepan, juga ingin dikembangkan industri hilir kelapa sawit dengan benar dan membuka peluang investasi, serta sektor lainnya yang tentu memiliki efek besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Babel Juadi menuturkan, melalui kunjungan itu pihaknya ingin belajar dengan Kobar yang sudah lebih dulu melaksanakan integrasi sawit-sapi.
"Nantinya melalui pembelajaran ini, akan kami kembangkan dan modifikasi sesuaikan dengan kondisi di Bangka Belitung," ucapnya.
Lebih jauh Juadi menjelaskan, sebenarnya dari masyarakat di daerahnya sudah ada yang melaksanakan integrasi sawit-sapi, namun sekarang ini pihaknya tengah mencoba mendorong 45 perusahaan sawit yang ada di Babel untuk ikut mengembangkan pola tersebut.
Harapannya perusahaan bisa berkontribusi terhadap pemenuhan daging sapi di Babel, sebab 80 persen pemenuhan sapi di wilayahnya didatangkan dari luar daerah.
Selain itu, bukan hanya untuk pemenuhan daging sapi yang ingin pihaknya lakukan dengan program integrasi sawit-sapi. Pihaknya juga ingin mengambil pemanfaatan dari kotoran sapi.
"Satu ekor sapi menghasilkan 25 kilogram kotoran per hari, kotoran itu ingin kami jadikan sebagai pupuk organik mengingat tanah di Babel tidak sesubur Kobar," terangnya.
Berita Terkait
Polda Kalteng tangkap 13 orang terkait penjarahan buah sawit di Kobar
Jumat, 3 Mei 2024 18:55 Wib
BPBD Kobar minta masyarakat tingkatkan kewaspadaan hadapi banjir
Jumat, 3 Mei 2024 17:08 Wib
Polsek Pangkalan Banteng diserang orang tak dikenal dengan parang
Jumat, 3 Mei 2024 15:51 Wib
KPU Kobar resmi umumkan 30 caleg terpilih DPRD
Jumat, 3 Mei 2024 13:10 Wib
Sekda Kobar akui mulai rasakan perubahan melalui Gerakan Merdeka Belajar
Kamis, 2 Mei 2024 16:57 Wib
BKSDA Kalteng evakuasi buaya muara yang memangsa warga Kobar
Rabu, 1 Mei 2024 21:30 Wib
Polisi amankan 18 orang tersangka pencuri buah sawit di Kobar
Rabu, 1 Mei 2024 16:07 Wib
Realisasi anggaran 2024 KPPN Pangkalan Bun alami peningkatan
Selasa, 30 April 2024 15:48 Wib