Film ini bercerita tanpa berkata-kata

id Angel sign, film,Film tanpa kata, cerita tanpa kata, film angel sign

Film ini bercerita tanpa berkata-kata

Cuplikan film "Angel Sign". (Instagram/indonesiajff)

Jakarta (ANTARA) -
Film "Angel Sign", merupakan film drama tanpa dialog (silent movie) garapan sutradara utama, Tsukasa Hojo dari Jepang. Hojo hanya mengandalkan visual serta musik pendukung sebagai penyampai ceritanya.

"Angel Sign" menggabungkan lima kisah berbeda (omnibus) serta prolog dan epilog yang dikemas dengan rapi tanpa adanya sepatah kata pun.

Selain menyuguhkan kisah tanpa dialog, film ini juga penuh dengan keberagaman dengan mengajak sineas dari luar Jepang seperti Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Kisah-kisah dalam film antologi ini merupakan adaptasi dari cerita pilihan "Silent Manga Audition" (SMA) karya manga-ka atau pembuat komik, mulai dari Thailand, Vietnam, hingga Jerman dan Brazil.
Cuplikan film "Angel Sign" yang menampilkan Dean Fujioka (kiri) dan Nao Matsushita (kanan)
 
. (www.angelsign.jp)


Kisah pertama bertajuk "Beginning and Farewell" mengambil latar di Jepang, dan menceritakan tentang seorang masinis dan keluarga kecilnya. Kisah ini diadaptasi dari komikus asal Jerman, Vincent Lange yang merupakan runner-up Silent Manga Audition 1, dan digarap ke dalam bentuk audio-visual oleh sutradara Jepang Ken Ochiai.

Selanjutnya, ada kisah "Sky, Sky", garapan komikus Thailand Prema-Ja, pemenang Silent Manga Audition 1 dan sutradara Nonzee Nimibutr. Cerita ini mengisahkan tentang hubungan antara seorang anak kecil dan anjing peliharaannya yang sudah mati.

Cerita selanjutnya datang dari Vietnam dengan "Thirty and a Half Minutes" yang menitikberatkan pesan film ke arah cinta antara suami-istri, keluarga, dan kematian. Komik bisu yang menjadi inspirasi kisah ini diambil dari karya pemenang Silent Manga Audition 4, Snippy MJ.

"Father's Gift" menjadi kisah berlatar di Jepang lainnya di dalam film ini, walaupun diambil dari komik bisu karya komikus Brazil, Ichirou, yang juga memenangkan Silent Manga Audition 2. Menceritakan tentang seorang ayah, anak, dan juga sebuah robot di kehidupan mereka.

Segmen terakhir datang dari karya sutradara Tanah Air, yaitu Kamila Andini, yang mengambil latar di Sleman, Yogyakarta. Diperankan oleh aktor Teuku Rifnu Wikana sebagai ayah yang harus meninggalkan anak perempuannya (Abigail dan Mikako Yoshida) untuk berperang. Kisah ini diadaptasi dari komik bisu karya runner-up Silent Manga Audition 4, Vu Dinh Lan asal Vietnam.
Cuplikan film "Angel Sign" yang menampilkan aktor Indonesia Teuku Rifnu Wikana dan aktor Jepang Yoshida Mikako. (www.angelsign.jp)



Sedangkan untuk segmen prolog dan epilog digarap oleh Tsukasa Hojo yang juga merupakan sutradara utama dari lima film pendek yang dikurasi menjadi satu ini. Bagian ini menceritakan tentang pasangan musisi Aika (Nao Matsushita) dan Takaya (Dean Fujioka) yang menciptakan komposisi lagu berjudul "Angel Sign".

Kendati memiliki cerita dan latar yang berbeda antara satu dengan lainnya, film ini memiliki sebuah benang merah. Kisah-kisah tersebut memiliki kedekatan tersendiri bagi penonton karena berada di kehidupan sehari-hari.

Tiap karakter memiliki kedekatan tersendiri dengan keluarganya masing-masing. Bagaimana mereka bisa menghadapi masalahnya, bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-harinya, melihat dunia melalui perjalanannya, menjadikannya kisah yang sederhana namun juga menyentuh hati.

Walaupun tidak menggunakan dialog sebagai jembatan antara satu adegan dengan lainnya, secara mengejutkan, film berdurasi 105 menit ini mampu menggugah emosi penontonnya melalui visual, kemampuan akting, dan musik pendukung.

"Angel Sign" tayang perdana secara internasional, bahkan mendahului perilisannya di Jepang yang dijadwalkan rilis pada 15 November.

Film ini menjadi pembuka pada Japanese Film Festival 2019 yang digelar di CGV Grand Indonesia Jakarta pada 7 hingga 10 November.