Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Farid Naparin memanfaatkan momen Musyawarah Komisariat Wilayah (Muskomwil) V (lima) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ke-9 sebagai ajang untuk mempromosikan potensi wisata dan investasi di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah.
"Muskorwil merupakan acara yang sangat strategis karena mempertemukan sejumlah Pemerintah Kota di regional Kalimantan. Untuk itu kami memanfaatkan momen itu untuk memperkenalkan berbagai potensi daerah yang ada baik dari sisi potensi pariwisata maupun potensi dari sisi investasi," kata Fairid saat dikonfirmasi dari Palangka Raya, Rabu.
Menurut wali kota "Kota Cantik" termuda itu, banyak potensi yang ada di Kota Palangka Raya. Salah satunya seperti adanya pusat rehabilitasi orangutan, wisata air hitam termasuk adanya Taman Nasional Sabangau yang menjadi salah satu isu dunia.
Baca juga: Kritisi wacana Menkes, Tompi: Beliau enggak tahu 'Mak Erot' ngapain
Melalui Muskomwil V (lima) Apeksi yang digelar di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan itu pihaknya berharap semakin banyak wisatawan berkunjung ke Palangka Raya. Selain itu juga diharapkan terjadi peningkatan investasi dari berbagai sektor.
Pada cara yang dilaksanakan selama tiga hari itu, Pemerintah Kota Palangka Raya secara khusus juga mengusulkan peningkatan program kerja yang menyasar kerjasama dalam dan luar negeri guna meningkatkan investasi.
"Salah satu program usulan dalam Muskorwil V Apeksi Regional tersebut ialah program pembangunan kerjasama daerah dengan lembaga dalam dan luar negeri untuk menarik investasi dan membangun infrastruktur sesuai dengan skala prioritas. Selain itu kami juga mengusulkan empat program kerja lain," jelasnya.
Baca juga: Raih juara I tingkat nasional, perwakilan Kalteng terpilih sebagai Duta Wisata Indonesia 2019
Program kerja itu berupa penguatan pemerintah daerah dalam ketahanan bencana alam di Kalimantan, penguatan pemerintah kota di wilayah Kalimantan dalam kebijakan penyusunan satu peta nasional atau "one map policy".
Kemudian juga program percepatan pembangunan kawasan kumuh di wilayah Kalimantan dan program pengembangan pariwisata 4.0 dengan membangun ekosistem digital mulai dari inspirasi, kedatangan, tujuan hingga post digital yang mencerminkan era pariwisata 4.0.
Menurut dia, hal tersebut juga sesuai dengan tema kegiatan "dampak pemindahan ibu kota negara terhadap kota-kota di Kalimantan dari segi infrastruktur, sosial dan lingkungan".
Baca juga: Kemendes PDTT: Setiap desa wisata diminta punya akun Facebook-Youtube
Baca juga: Kapal wisata ditumpangi wisman asal Colombia tengelam di Kumai