Karyawan sawit diduga bunuh istri akibat pengaruh ilmu hitam
Sampit (ANTARA) - Seorang karyawan perkebunan kelapa sawit di Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diduga mengalami gangguan jiwa akibat pengaruh ilmu hitam sehingga tega membunuh istrinya sendiri.
"Tersangka saat dirujuk ke RSUD Doris Silvanus Palangka Raya karena mengalami luka sayat pada bagian leher akibat sayatan yang dilakukannya sendiri. Selama di rumah sakit, tersangka dijaga personel Polsek Cempaga Hulu," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Ahmad Budi Martono di Sampit, Selasa.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB di sebuah mess karyawan Afdeling 1 Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu. Korban bernama Nurmiyati (27), sedangkan tersangka pelakunya adalah S (28).
Selama ini tersangka diketahui tidak ada riwayat gangguan jiwa, namun belakangan ini pria itu menunjukkan sikap yang aneh. Pihak keluarga menduga perubahan perilaku itu akibat pengaruh ilmu hitam. Pihak keluarga pun sedang berunding untuk mencari "orang pintar" atau dukun untuk mengobati tersangka.
Saat pihak keluarga berkumpul di depan tempat tinggal tersangka dan korban, tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam rumah. Pihak keluarga kemudian bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat korban terluka di wajah diduga akibat senjata tajam sang suami.
Beberapa kerabat kemudian berlari menyelamatkan diri karena tersangka mengejar mereka. Korban yang terluka parah juga ikut berlari keluar dari rumah, namun nahas dia dikejar dan langsung menyerangnya menggunakan egreg atau alat panen kelapa sawit.
Baca juga: Dua tersangka pengemplang pajak diserahkan ke Kejari Kotim
Korban diduga meninggal di tempat kejadian. Sementara itu tersangka sempat ingin bunuh diri dengan menyayat lehernya menggunakan senjata tajam yang sama.
Warga yang berdatangan akhirnya berhasil mengamankan tersangka. Jenazah korban dibawa ke Puskesmas Pundi, sedangkan tersangka dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya untuk penanganan lebih intensif.
"Kasus ini ditangani Polsek Cempaga Hulu dan didukung Satuan Reskrim Polres Kotawaringin Timur. Ini sedang didalami," demikian Budi Martono.
Baca juga: Gedung baru RSUD Murjani Sampit diharapkan segera rampung
"Tersangka saat dirujuk ke RSUD Doris Silvanus Palangka Raya karena mengalami luka sayat pada bagian leher akibat sayatan yang dilakukannya sendiri. Selama di rumah sakit, tersangka dijaga personel Polsek Cempaga Hulu," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Ahmad Budi Martono di Sampit, Selasa.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB di sebuah mess karyawan Afdeling 1 Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu. Korban bernama Nurmiyati (27), sedangkan tersangka pelakunya adalah S (28).
Selama ini tersangka diketahui tidak ada riwayat gangguan jiwa, namun belakangan ini pria itu menunjukkan sikap yang aneh. Pihak keluarga menduga perubahan perilaku itu akibat pengaruh ilmu hitam. Pihak keluarga pun sedang berunding untuk mencari "orang pintar" atau dukun untuk mengobati tersangka.
Saat pihak keluarga berkumpul di depan tempat tinggal tersangka dan korban, tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam rumah. Pihak keluarga kemudian bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat korban terluka di wajah diduga akibat senjata tajam sang suami.
Beberapa kerabat kemudian berlari menyelamatkan diri karena tersangka mengejar mereka. Korban yang terluka parah juga ikut berlari keluar dari rumah, namun nahas dia dikejar dan langsung menyerangnya menggunakan egreg atau alat panen kelapa sawit.
Baca juga: Dua tersangka pengemplang pajak diserahkan ke Kejari Kotim
Korban diduga meninggal di tempat kejadian. Sementara itu tersangka sempat ingin bunuh diri dengan menyayat lehernya menggunakan senjata tajam yang sama.
Warga yang berdatangan akhirnya berhasil mengamankan tersangka. Jenazah korban dibawa ke Puskesmas Pundi, sedangkan tersangka dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya untuk penanganan lebih intensif.
"Kasus ini ditangani Polsek Cempaga Hulu dan didukung Satuan Reskrim Polres Kotawaringin Timur. Ini sedang didalami," demikian Budi Martono.
Baca juga: Gedung baru RSUD Murjani Sampit diharapkan segera rampung