Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan tidak ada yang aneh dengan kemunculan kerajaan-kerajaan baru.
"Menurut saya tidak ada yang aneh. Dari waktu ke waktu terus bermunculan. Kalau kita lihat, sejak 1970-an, kerajaan-kerajaan seperti itu bermunculan," ujar Hilmar di Jakarta, Ahad.
Kemunculan kerajaan-kerajaan baru tersebut, merupakan bentuk ekspresi dari masyarakat yang mengidentifikasi diri dengan kejayaan masa lalu.
"Tidak ada yang aneh. Cara mengekspresikan bermacam-macam," kata dia.
Menurut dia, hal itu baru menjadi masalah jika mengumpulkan massa, mengumpulkan dana, hingga membentuk tentara. Menurut dia, hal itu merupakan urusan kepolisian.
Hilmar juga menganggap kemunculan kerajaan-kerajaan baru tersebut, sebagai soal kedalaman pengetahuan. Seberapa jauh yang bersangkutan mempelajari sejarah, diramu menjadi hal baru.
"Kalau dari sisi saya, saya tidak menganggap hal itu sebagai masalah kebudayaan. Baru menjadi masalah, ketika memobilisasi massa, mengumpulkan dana atau membentuk tentara."
Sejumlah kerajaan baru bermunculan di Tanah Air, seperti Keraton Djipang di Blora, Keraton Agung Sejagat di Purworejo, hingga Sunda Empire di Jawa Barat.*
Berita Terkait
Raja Charles kembali tampil di publik usai didiagnosa kanker
Senin, 12 Februari 2024 10:58 Wib
Apakah dokumenter 'Harry & Meghan' berpengaruh pada kerajaan?
Jumat, 16 Desember 2022 9:05 Wib
BRIN lakukan digitalisasi manuskrip naskah Kerajaan Kotawaringin
Senin, 7 November 2022 14:03 Wib
Polisi Kerajaan Malaysia kerahkan 94.411 aparat hadapi pemilu
Selasa, 11 Oktober 2022 7:39 Wib
Meghan Markle keluhkan dirinya tak digaji saat tur kerajaan
Senin, 26 September 2022 16:37 Wib
Berikut sejumlah tokoh yang akan hadiri pemakaman Ratu Elizabeth
Minggu, 18 September 2022 20:08 Wib
Upacara pemakaman Ratu Elizabeth akan tayang di ratusan bioskop
Minggu, 18 September 2022 12:56 Wib
Daniel Craig mengaku beruntung pernah bekerja dengan Ratu Elizabeth II
Minggu, 11 September 2022 15:14 Wib