Sampit (ANTARA) - Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Juliansyah meminta pemerintah kabupaten memperhatikan kondisi rumah dinas guru, terlebih di kawasan pelosok karena sebagian sudah rusak, bahkan ada sekolah yang tidak memiliki rumah dinas guru.
"Kondisi dunia pendidikan di kawasan pelosok masih sangat membutuhkan perhatian. Selain masih kekurangan guru, rumah dinas guru juga banyak rusak, bahkan tidak ada. Padahal itu penting agar guru yang ditugaskan bisa menjalankan tugas dengan baik," kata Juliansyah di Sampit, Selasa.
Legislator dari daerah pemilihan 5 meliputi Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai ini menyaksikan sendiri kondisi keterbatasan sarana pendidikan tersebut saat dia melakukan reses perorangan pekan lalu.
Menurut Juliansyah, sudah seharusnya pemerintah daerah menyiapkan rumah dinas guru. Tujuannya agar guru yang nantinya ditugaskan di sekolah-sekolah tersebut tidak perlu memikirkan tempat tinggal karena sudah tersedia.
Ketersediaan rumah dinas bisa saja menjadi salah satu pertimbangan guru memilih formasi saat perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) maupun tenaga kontrak. Tidak menutup kemungkinan banyak guru yang enggan ditugaskan di pelosok karena berbagai pertimbangan, salah satunya tidak adanya rumah dinas tempat mereka tinggal.
Politisi yang menjabat Sekretaris DPC Partai Gerindra Kotawaringin Timur ini berharap aspirasi masyarakat tersebut bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah. Dia juga akan memperjuangkannya saat rapat pembahasan bersama eksekutif.
"Kalau kita menempatkan guru ke sekolah di pelosok, umumnya guru tersebut bukan warga di sana, sehingga tentu mereka memerlukan tempat tinggal. Kalau sudah tersedia rumah dinas, setidaknya itu tidak lagi menjadi beban sehingga diharapkan guru bisa betah bertugas di pelosok," harap Juliansyah.
Baca juga: Pemkab Kotim tidak perpanjang kontrak pegawai berkinerja jelek
Juliansyah juga menyoroti masih adanya kondisi ruang kelas yang rusak serta sekolah yang kekurangan ruang kelas. Ini harus menjadi perhatian serius agar anak-anak di wilayah pelosok bisa mengakses pendidikan dengan baik sehingga diharapkan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di wilayah itu.
Data Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, saat ini terdapat 369 sekolah di Kotawaringin Timur, terdiri dari sekolah negeri sebanyak 310 buah dan sekolah swasta 59 buah yang tersebar di 17 kecamatan.
Jumlah siswa sebanyak 53.524 siswa, rombongan belajar 2.680 unit dan ruang Kelas 2.474 ruang. Dari jumlah tersebut, ruang kelas dalam kondisi baik 668 ruang, rusak ringan 1.393 ruang, rusak sedang 229 ruang dan rusak berat 184 ruang, sedangkan kekurangan ruang kelas sebanyak 206 ruang.
Selain mendesak pemerintah kabupaten, Juliansyah juga meminta perusahaan besar swasta membantu dunia pendidikan melalui program 'corporate social responsibility' atau CSR. Selain ruang kelas dan rumah dinas guru, perusahaan juga diminta membantu penambahan guru dengan membiayai insentif guru honorer.
Baca juga: Pemkab diharapkan menindaklanjuti hasil reses DPRD Kotim
Baca juga: Legislator minta masyarakat peduli cegah DBD mewabah di Kotim