Pemkab Kotim janji prioritaskan pembangunan ruang kelas
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah berjanji akan memprioritaskan pembangunan ruang kelas baru dan perbaikan ruang kelas yang rusak demi kelancaran serta kenyamanan proses belajar dan mengajar.
"Ada sekolah yang siswanya bergantian masuk pagi dan siang karena kekurangan ruang kelas. Ini sangat memprihatinkan," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Rabu.
Halikinnor mengakui, sarana pendidikan di Kotawaringin Timur masih terbatas dibanding kebutuhan, khususnya di kawasan pelosok. Kemampuan pemerintah untuk membangun ruang kelas baru maupun memperbaiki ruang kelas yang rusak, juga masih terbatas karena menyesuaikan kemampuan anggaran.
Untuk penanggulangan masalah ini pemerintah daerah juga dibantu pemerintah pusat. Namun dia meyakinkan bahwa pemerintah kabupaten sangat serius memperhatikan masalah itu dan terus berupaya meningkatkannya.
Kekurangan sarana pendidikan tidak hanya dialami sekolah di kawasan pelosok, tetapi juga beberapa sekolah di perkotaan. Untuk itulah pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi percepatan pembangunan ruang kelas baru dan perbaikan ruang kelas.
Ini harus dilakukan agar proses belajar dan mengajar semakin lancar. Dampaknya diharapkan akan positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Pemerintah daerah juga berharap kepada perusahaan besar swasta untuk membantu peningkatan sarana pendidikan. Partisipasi swasta diharapkan bisa mempercepat pemenuhan kebutuhan ruang kelas.
"Perusahaan diharapkan membantu melalui program CSR (corporate social responsibility) untuk sekolah di desa-desa sekitar perusahaan. Kalau pembangunan sekolah di lingkungan perusahaan itu memang tanggung jawab perusahaan, bukan CSR. Perusahaan juga diminta membantu penyediaan guru untuk memenuhi kekurangan guru," harap Halikinnor.
Baca juga: Kalteng diminta bantu tingkatkan tiga fokus bidang Banggakencana
Data Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, saat ini terdapat 369 sekolah di Kotawaringin Timur, terdiri dari sekolah negeri sebanyak 310 buah dan sekolah swasta 59 buah yang tersebar di 17 kecamatan.
Jumlah siswa sebanyak 53.524 siswa, rombongan belajar 2.680 unit dan ruang Kelas 2.474 ruang. Dari jumlah tersebut, ruang kelas dalam kondisi baik 668 ruang, rusak ringan 1.393 ruang, rusak sedang 229 ruang dan rusak berat 184 ruang, sedangkan kekurangan ruang kelas sebanyak 206 ruang.
Senin (17/2) lalu, Halikinnor mewakili Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam acara serah terima aset pekerjaan rehabilitasi dan renovasi sarana sekolah tahun anggaran 2019 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepala Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Saat itu Halikinnor didampingi Kepala Dinas Pendidikan Suparmadi, menerima penyerahan hasil rehabilitasi dan renovasi sarana sekolah untuk SDN 1 Samuda Besar, SDN 1 Sumber Makmur, SDN 1 Batuah, SDN 1 Penda Durian dan SDN 1 Tarui Pinang.
Baca juga: Ikon Jelawat jadi alternatif tempat pementasan kesenian daerah
Baca juga: Rumah dinas guru pelosok Kotim perlu perhatian
"Ada sekolah yang siswanya bergantian masuk pagi dan siang karena kekurangan ruang kelas. Ini sangat memprihatinkan," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Rabu.
Halikinnor mengakui, sarana pendidikan di Kotawaringin Timur masih terbatas dibanding kebutuhan, khususnya di kawasan pelosok. Kemampuan pemerintah untuk membangun ruang kelas baru maupun memperbaiki ruang kelas yang rusak, juga masih terbatas karena menyesuaikan kemampuan anggaran.
Untuk penanggulangan masalah ini pemerintah daerah juga dibantu pemerintah pusat. Namun dia meyakinkan bahwa pemerintah kabupaten sangat serius memperhatikan masalah itu dan terus berupaya meningkatkannya.
Kekurangan sarana pendidikan tidak hanya dialami sekolah di kawasan pelosok, tetapi juga beberapa sekolah di perkotaan. Untuk itulah pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi percepatan pembangunan ruang kelas baru dan perbaikan ruang kelas.
Ini harus dilakukan agar proses belajar dan mengajar semakin lancar. Dampaknya diharapkan akan positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Pemerintah daerah juga berharap kepada perusahaan besar swasta untuk membantu peningkatan sarana pendidikan. Partisipasi swasta diharapkan bisa mempercepat pemenuhan kebutuhan ruang kelas.
"Perusahaan diharapkan membantu melalui program CSR (corporate social responsibility) untuk sekolah di desa-desa sekitar perusahaan. Kalau pembangunan sekolah di lingkungan perusahaan itu memang tanggung jawab perusahaan, bukan CSR. Perusahaan juga diminta membantu penyediaan guru untuk memenuhi kekurangan guru," harap Halikinnor.
Baca juga: Kalteng diminta bantu tingkatkan tiga fokus bidang Banggakencana
Data Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, saat ini terdapat 369 sekolah di Kotawaringin Timur, terdiri dari sekolah negeri sebanyak 310 buah dan sekolah swasta 59 buah yang tersebar di 17 kecamatan.
Jumlah siswa sebanyak 53.524 siswa, rombongan belajar 2.680 unit dan ruang Kelas 2.474 ruang. Dari jumlah tersebut, ruang kelas dalam kondisi baik 668 ruang, rusak ringan 1.393 ruang, rusak sedang 229 ruang dan rusak berat 184 ruang, sedangkan kekurangan ruang kelas sebanyak 206 ruang.
Senin (17/2) lalu, Halikinnor mewakili Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam acara serah terima aset pekerjaan rehabilitasi dan renovasi sarana sekolah tahun anggaran 2019 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepala Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Saat itu Halikinnor didampingi Kepala Dinas Pendidikan Suparmadi, menerima penyerahan hasil rehabilitasi dan renovasi sarana sekolah untuk SDN 1 Samuda Besar, SDN 1 Sumber Makmur, SDN 1 Batuah, SDN 1 Penda Durian dan SDN 1 Tarui Pinang.
Baca juga: Ikon Jelawat jadi alternatif tempat pementasan kesenian daerah
Baca juga: Rumah dinas guru pelosok Kotim perlu perhatian