Palangka Raya (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Tengah menilai, hingga saat ini perekonomian di wilayah setempat khususnya aktivitas ekspor masih cukup stabil dan aktivitasnya berjalan dengan baik, pasca informasi mengenai virus Covid-19.
"Kami belum terlalu dalam melakukan 'assessment' atau penilaian kesana, hanya saja sempat melakukan beberapa kajian singkat, diantaranya terkait aktivitas ekspor," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kalteng Yudo Herlambang di Palangka Raya, Selasa.
Aktivitas ekspor Kalteng utamanya meliputi hasil pertambangan batu bara dan 'crude palm oil' (CPO) atau minyak kelapa sawit. Pengiriman lebih banyak dilakukan ke Jepang dan juga China.
Jika dilihat secara keseluruhan, maka pengiriman ekspor yang dilakukan dari Kalteng tak sepenuhnya langsung menuju negara tujuan, namun terlebih dulu melalui daerah lainnya barulah kemudian dikirim.
"Dari kegiatan itu, bisa disimpulkan sementara ini tampaknya tidak terlalu terganggu, karena ekspor yang dilakukan tersebut belum ada informasi pembatalan," katanya menjelaskan kepada sejumlah awak media.
Baca juga: Legislator minta masyarakat jangan menimbun masker
Baca juga: Fairid minta masyarakat tidak panik menyikapi Covid-19
Baca juga: Ini langkah Dinas Kesehatan Barito Selatan antisipasi Covid-19
Seperti halnya China, dikarenakan adanya wabah virus Covid-19 tentunya mereka justru memerlukan suplai dari luar. Sehingga berdasarkan kajian singkat itu, pada sektor perekonomian aktivitas ekspor dari Kalteng masih berjalan dengan baik.
Kemudian jika melihat dari sektor pariwisata, menurutnya wisatawan mancanegara yang menuju Kalteng lebih didominasi oleh mereka yang berasal dari Spanyol. Menurutnya saat ini Kalteng belum merasakan dampak secara langsung.
"Sama halnya seperti yang pemerintah imbau, kami juga meminta agar masyarakat dan semua pihak agar tetap tenang dan jangan sampai panik. Sebab kepanikan hanya akan berdampak negatif atau membuat gejolak," katanya.
Sementara itu kondisi perekonomian di Kalteng berdasarkan informasi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat, pada Februari 2020 inflasi provinsi mencapai 0,59 persen (mtm) merupakan tertinggi kedua se-Kalimantan.
Inflasi dipengaruhi oleh sejumlah komoditas baik di Kota Palangka Raya maupun Sampit, diantaranya daging ayam ras, bawang putih, ikan gabus, rokok kretek, cabai rawit dan bawang merah.
Baca juga: Covid-19 mengancam, RSUD Murjani Sampit usulkan bangunan khusus isolasi
Baca juga: Dinkes Barsel sebut persediaan masker untuk pelayanan kesehatan aman
Baca juga: Warga Kalteng diminta tak panik menyikapi informasi virus corona
Berita Terkait
Verdonk gagal bawa Nijmengen melaju 8 besar Piala Belanda
Kamis, 19 Desember 2024 8:16 Wib
Diduga korupsi,KPK geledah ruang gubernur Bank Indonesia
Rabu, 18 Desember 2024 16:51 Wib
Jelang libur Nataru, Garuda siapkan 350 penerbangan tambahan
Selasa, 17 Desember 2024 17:40 Wib
Maskapai Garuda siapkan 350 penerbangan tambahan pada libur Natal-tahun baru
Selasa, 17 Desember 2024 17:33 Wib
Timnas Indonesia harus menang saat lawan Filipina, kata Erick Thohir
Selasa, 17 Desember 2024 17:24 Wib
Ramai diikuti generasi muda, PT STSJ Yamaha sukses gelar Rolling City Classy Class
Selasa, 17 Desember 2024 13:23 Wib
Seluruh pihak yang ikut membantu sepak bola Indonesia diapresiasi
Selasa, 17 Desember 2024 6:53 Wib
PSSI tak paksakan Ivar dan Justin gabung timnas
Selasa, 17 Desember 2024 6:50 Wib