Kerajinan tangan panti sosial dikenalkan di Kalteng Trade Expo 2020

id Dinsos kalteng, dinas sosial, batik, panti sosial, kalteng trade expo, umkm, kerajinan

Kerajinan tangan panti sosial dikenalkan di Kalteng Trade Expo 2020

Sekda Kalteng Fahrizal Fitri (kedua kanan) didampingi Plt Kepala Dinas Sosial (kanan) Budi Santoso menunjukkan baju batik karya panti sosial binaan pemprov di Palangka Raya, Sabtu, (7/3/2020). (ANTARA/Adi Wibowo)

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah mengenalkan kerajinan tangan milik panti sosial binaan pihaknya kepada publik pada Kalteng Trade Expo 2020 yang dilaksanakan di komplek pameran Jalan Temanggung Tilung Kota Palangka Raya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kalteng Budi Santoso di Palangka Raya, Minggu mengatakan, tahun ini pihaknya turut memeriahkan Kalteng Trade Expo dengan memperkenalkan karya tangan dari sejumlah panti sosial binaannya.

"Ada yang membuat keset, pakaian batik, senjata tajam khas Kalteng, serta berbagai produk lainnya yang kini juga sudah dikenalkan di pasar tradisional yang berada di Kalteng," katanya.

Budi menjelaskan, produk yang ditampilkan di stan Dinsos Kalteng itu milik masyarakat yang dibina pada UPT Panti Sosial Bina remaja (PSBR), Panti Sosial Bina Laras (PSBL), Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) dan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) yang ada di Palangka Raya.

Untuk bahan baku dari kerajinan semuanya disiapkan oleh UPT Panti Sosial setempat. Mereka yang dibekali cara mengolah produk kerajinan tangan tersebut, tidak lain tujuannya agar suatu saat bisa mengembangkan usaha tersebut dan meningkatkan kesejahteraan.

"Produk-produk mereka ini sebenarnya sudah ada dijual di sejumlah pasar tradisional di Palangka Raya. Bahkan uang hasil penjualan juga untuk mereka yang membuat," katanya.

Ia mengungkapkan setiap tahun pihaknya selalu memberikan dan meningkatkan ilmu keterampilan tangan kepada mereka yang masuk di UPT PSBR dan PSKW milik Dinsos Kalteng.

Setiap tahunnya ada sekitar 20 orang yang tidak mampu diberikan pelatihan. Kemudian setelah diberikan pelatihan selama enam bulan, mereka nantinya juga akan kembali ke daerah asalnya dan diharapkan bisa mengembangkan usaha melalui ilmu atau keterampilan yang sudah didapat.

"Usia dari mereka yang kami bina yakni antara 18-30 tahun. Selain kerajinan tangan, mereka juga diberikan pelatihan otomotif," jelas Budi.

Sebelum mengakhiri bincang-bincangnya dengan awak media, Budi juga menambahkan bahwa apa yang pihaknya lakukan itu tidak lain guna menekan meningkatnya angka kemiskinan.

Dengan memberikan ilmu keterampilan kepada masyarakat, sehingga pada akhirnya mereka bisa berkembang serta menghidupi keluarganya dengan pendapatan yang diperoleh dengan berbagai produk yang dihasilkan dan dijual.