Darurat COVID-19, RSUD Doris Sylvanus berpotensi dikosongkan dari pasien umum

id Covid-19, virus corona, rsud doris sylvanus, kalteng, kalimantan tengah, palangka raya, rencana darurat,corona

Darurat COVID-19, RSUD Doris Sylvanus berpotensi dikosongkan dari pasien umum

Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul bersama tim saat mengecek sejumlah fasilitas umum di Palangka Raya, Sabtu, (21/3/2020). (ANTARA/Pemprov Kalteng)

Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul menjelaskan, melihat perkembangan yang ada, pihaknya berupaya menyiapkan rencana darurat memperluas kapasitas rumah sakit.

"Semua ini sifatnya berkembang, hanya saja kami memastikan bahwa tidak akan ada pasien dengan pengawasan (PDP) yang terlantar," katanya di Palangka Raya, Sabtu.

Berbagai alternatif sedang pihaknya kaji bersama untuk bisa digunakan kedepannya. Ia menjelaskan, awalnya ada rencana menggunakan kantor pemerintah yang ada, seperti Balai Pelatihan Kesehatan. Namun mempertimbangkan banyak hal, alternatif itu sama dengan membangun RS baru karena berkaitan kebutuhan peralatan dan lainnya.

Baca juga: Positif corona di Indonesia jadi 450 kasus, 30 orang meninggal

Baca juga: Cerita pasien yang sembuh dari virus corona


Kemudian pihaknya juga terus berkoordinasi dan bergerak untuk mencari tempat, baik ke RS swasta maupun milik pemerintah, khususnya yang berada di Palangka Raya. Pihaknya melakukan survei dan pendataan, seperti RSUD Kalawa Atei, RSUD milik Pemkot Palangka Raya di Kalampangan dan beberapa RS lainnya.

Suyuti mengakui, pihaknya juga memiliki pemikiran sebagai alternatif nantinya yakni mengosongkan RSUD Doris Sylvanus dari pasien umum dan disebar ke RS lain. Hanya saja jika itu dilakukan, maka jumlah tempat tidur di Doris belum bisa ditutupi RS lain di Palangka Raya.

"Senin ini kami akan bertemu seluruh Direktur RS khususnya di Palangka Raya, guna mencari jalan keluarnya. Apakah mengosongkan Doris atau salah satu RS swasta kalau bersedia. Karena ini bencana nasional, tidak hanya menjadi tanggung jawab RS pemerintah namun semua," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng tersebut.

Baca juga: Gubernur sebut dua warga Kalteng positif terkena virus Corona

Baca juga: Resepsi pernikahan tetap berlangsung, salam tabe jadi cara cegah virus corona


Sementara itu hingga saat ini berdasarkan data sementara, jumlah PDP ada 37 orang, dengan rincian hasil negatif COVID-19 sebanyak 10 orang, hasil positif COVID-19 masih 2 orang dan tidak ada penambahan, serta menunggu hasil laboratorium sebanyak 25 orang.

Adapun distribusi PDP yang masih mendapatkan perawatan yakni sebanyak 31 pasien di RSUD Doris Sylvanus dan 6 pasien di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Rincian asal PDP yakni, Palangka Raya 28 orang, Kotawaringin Barat 4 orang, serta Sukamara, Lamandau, Seruyan, Barito Selatan dan Barito Utara 1 orang.

"Menumpuknya pasien di Doris, karena menunggu hasil laboratorium yang lama (antre secara nasional). Ada informasi laboratorium di Banjarbaru, Kalimantan Selatan ditunjuk Kementerian untuk melakukan pemeriksaan namun belum bisa terealisasi. Kalau nantinya sudah berjalan, maka pengecekan tentu akan lebih cepat," katanya.

Baca juga: Hampir tidak ada orang luar daerah mengurus perizinan ke Kalteng