Dokter terinfeksi corona mengaku butuh 20-24 hari hingga akhirnya negatif

id Dr. Yale Tung Chen,corona,covid 19,Dokter terinfeksi corona mengaku butuh 20-24 hari hingga akhirnya negatif

Dokter terinfeksi corona mengaku butuh 20-24 hari hingga akhirnya negatif

Ilustrasi- bahaya Virus Corona atau COVID-19 yang mematikan (ANTARA/HO-Antaranews)

Jakarta (ANTARA) - Dr. Yale Tung Chen, salah satu dokter yang terinfeksi virus corona baru atau COVID-19 akhirnya dinyatakan negatif pada hari ke-20 setelah terdiagnosis corona.

Dia selalu mengabarkan kondisi kesehatannya hari ke hari melalui laman Twitternya termasuk kabar baik ini pada 28 Maret lalu.

Walaupun sudah dinyatakan negatif COVID-19, Tung Chen mengaku akan terus menginfokan hasil tes pada parunya setiap pekan.

Dia berharap agar orang-orang terinfeksi, sama seperti dirinya tak putus harapan.

Baca juga: Seorang komedian Jepang meninggal akibat corona

Sang dokter terinfeksi virus SARS-CoV-2 saat menangani pasien di Hospital Universitario La Paz di Madrid, Spanyol. Dia dinyatakan positif COVID-19 pada 9 Maret lalu.

Sehari sebelum akhirnya pulih, Tung Chen mengaku masih sering batuk dan lemas, dengan tingkat saturasi oksigennya yakni 97 persen (presentase hemoglobin yang berikatan dengan oksigen. Normalnya antara 95-100 persen).

Selama ini, dia mengaku tak mengalami demam, nyeri dada dan dispnea atau sesak napas. Namun, gejala dan kondisi antara satu pasien dengan pasien lainnya mungkin bisa berbeda.

Salah satu pasien asal Amerika Serikat, Justin Wilhite mengatakan gejala penyakitnya sulit bernapas dan nyeri pada dada. Justin mengaku sulit menarik dan menghembuskan napasnya, lalu sakit kepala.

Justin yang menyandang diabetes tipe satu, pada Minggu (29/3) mulai menjalani masa pemulihan setelah 24 hari berjuang melawan virus corona. Selama terdiagnosis dia mengarantina dirinya dan keluarganya di rumah.

Baca juga: Wali Kota minta Bandara Tjilik Riwut ditutup

Baca juga: Tiga sumber penularan corona yang harus diwaspadai

Baca juga: Pasokan kondom dunia anjlok gara-gara virus corona