Jakarta (ANTARA) - Pembuat mobil Prancis, Renault mengumumkan pada hari ini bahwa pabrik mereka di Wuhan, China, hanya akan memproduksi mobil listrik.
Renault yang menjalankan usaha patungan bersama Dongfeng di China berharap langkah itu menciptakan terobosan yang lebih cepat, ketimbang mempertahankan produksi mobil bermesin bakar konvensional.
"Kami membuka babak baru di China. Kami akan berkonsentrasi pada kendaraan listrik dan kendaraan komersial ringan, dua pendorong utama untuk mobilitas bersih di masa depan," kata Pimpinan Renault di China, Francois Provost, dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Rabu.
Untuk meningkatkan produksi mobil listrik, Renault akan "memperkuat" program eGT yang juga dibentuk bersama Dongfeng serta Nissan.
Mereka juga akan mengembangkan mobil perkotaan K-ZE yang diciptakan untuk pasar Eropa.
Sebanyak 860.000 kendaraan listrik terjual di China pada tahun lalu, membuat negara itu menjadi pasar terbesar untuk segmen ramah lingkungan.
Berita Terkait
Ini bunga 'paling pemalu' di dunia
Selasa, 25 Januari 2022 10:36 Wib
Warga Wuhan masing-masing dapat dua suntikan vaksin
Selasa, 29 Desember 2020 14:14 Wib
Artikel - Ada Indonesia di Museum Anti-COVID di Wuhan
Senin, 23 November 2020 19:52 Wib
Artikel - Cerita pasien OTG COVID-19 yang terpenjara ala Corona
Sabtu, 3 Oktober 2020 18:07 Wib
Wuhan diduga bukan tempat awal penularan COVID-19
Rabu, 5 Agustus 2020 11:59 Wib
53 mahasiswa asal Indonesia di Wuhan wisuda di tengah pandemi COVID-19
Senin, 22 Juni 2020 12:13 Wib
Hasil uji klinis vaksin COVID-19 tahap pertama dan tahap kedua
Kamis, 18 Juni 2020 14:25 Wib
Hasil tes COVID-19 dari 10 juta warga Wuhan semuanya negatif
Rabu, 3 Juni 2020 13:45 Wib