13 tenaga kesehatan RSUD positif COVID-19
Padang Panjang (ANTARA) - Sebanyak 13 orang tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Padang Panjang, Sumatera Barat, dinyatakan positif terinfeksi coronavirus disease 2019 (COVID-19) berdasarkan hasil pemeriksaan swab di Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
"Ke 13 tenaga kesehatan ini adalah mereka yang pernah kontak dengan pasien NS, warga Panyalaian, Kabupaten Tanah Datar, yang pernah berobat ke RSUD dan sudah lebih dulu dinyatakan positif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Padang Panjang Nuryanuwar lewat keterangan yang dirilis Dinas Komunikasi dan Informatika setempat, Jumat.
Sebelumnya sebanyak 70 orang tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Kebun Sikolos dan RSUD Padang Panjang mengikuti pemeriksaan swab karena pernah kontak dengan pasien NS.
Dua fasilitas kesehatan itu merupakan lokasi di mana NS pernah mendapat layanan kesehatan. 13 orang tenaga kesehatan yang dinyatakan positif dan tanpa gejala semuanya bertugas di RSUD Padang Panjang.
"Semuanya pernah kontak dalam jarak kurang dari satu meter. Namun, belum dapat dipastikan apakah tertular dari NS atau suaminya yang juga sudah dinyatakan positif COVID-19," katanya.
Direktur RSUD Padang Panjang Ardoni menambahkan sejak hasil swab NS keluar pada Ahad (26/4) semua petugas yang pernah kontak dengan NS sudah dikarantina di lokasi yang disediakan pemkot dan tidak pulang ke rumah.
"Setelah dinyatakan positif, mereka diisolasi di RSUD Padang Panjang mulai Kamis (30/4) malam," katanya.
Selanjutnya pihaknya akan menelusuri kontak 13 tenaga kesehatan itu, menyemprot disinfektan ruangan dan seluruh area rumah sakit serta kembali menelusuri riwayat kontak pasien NS.
Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran meminta warganya lebih mematuhi aturan dalam PSBB yakni agar tidak keluar rumah jika tidak penting selalu gunakan masker dan jaga kebersihan.
"Hasil ini di luar dugaan kita setelah segala upaya di perbatasan kota dan di dalam daerah. Kami harap ini jadi perhatian bersama agar lebih patuh dalam PSBB," katanya.
Ia mengimbau masyarakat yang pernah kontak dengan NS dan tenaga kesehatan itu agar segera melapor dan jujur dengan kondisi kesehatan dan riwayat interaksi supaya dapat lebih cepat mendapat penanganan.
"Ke 13 tenaga kesehatan ini adalah mereka yang pernah kontak dengan pasien NS, warga Panyalaian, Kabupaten Tanah Datar, yang pernah berobat ke RSUD dan sudah lebih dulu dinyatakan positif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Padang Panjang Nuryanuwar lewat keterangan yang dirilis Dinas Komunikasi dan Informatika setempat, Jumat.
Sebelumnya sebanyak 70 orang tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Kebun Sikolos dan RSUD Padang Panjang mengikuti pemeriksaan swab karena pernah kontak dengan pasien NS.
Dua fasilitas kesehatan itu merupakan lokasi di mana NS pernah mendapat layanan kesehatan. 13 orang tenaga kesehatan yang dinyatakan positif dan tanpa gejala semuanya bertugas di RSUD Padang Panjang.
"Semuanya pernah kontak dalam jarak kurang dari satu meter. Namun, belum dapat dipastikan apakah tertular dari NS atau suaminya yang juga sudah dinyatakan positif COVID-19," katanya.
Direktur RSUD Padang Panjang Ardoni menambahkan sejak hasil swab NS keluar pada Ahad (26/4) semua petugas yang pernah kontak dengan NS sudah dikarantina di lokasi yang disediakan pemkot dan tidak pulang ke rumah.
"Setelah dinyatakan positif, mereka diisolasi di RSUD Padang Panjang mulai Kamis (30/4) malam," katanya.
Selanjutnya pihaknya akan menelusuri kontak 13 tenaga kesehatan itu, menyemprot disinfektan ruangan dan seluruh area rumah sakit serta kembali menelusuri riwayat kontak pasien NS.
Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran meminta warganya lebih mematuhi aturan dalam PSBB yakni agar tidak keluar rumah jika tidak penting selalu gunakan masker dan jaga kebersihan.
"Hasil ini di luar dugaan kita setelah segala upaya di perbatasan kota dan di dalam daerah. Kami harap ini jadi perhatian bersama agar lebih patuh dalam PSBB," katanya.
Ia mengimbau masyarakat yang pernah kontak dengan NS dan tenaga kesehatan itu agar segera melapor dan jujur dengan kondisi kesehatan dan riwayat interaksi supaya dapat lebih cepat mendapat penanganan.